Salah satu faktor risiko pada penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan. Bertambah makmur kehidupan penduduk suatu negara, maka konsumsi lemak akan naik dengan tajam terutama lemak yang berasal dari hewan seperti susu, telur, daging, dan sebagainya.
Lemak hewan ini justru mengandung asam lemak jenuh dalam kadar yang tinggi. Sedangkan protein yang berasal dari nabati mengandung asam lemak tak jenuh. Secara hipotesis, terjadinya penyakit jantung koroner dalam kaitannya dengan konsumsi lemak.
Tentu saja ada faktor-faktor lain yang turut berperan dalam perkembangan penyakit jantung koroner tersebut, yaitu adanya penyakit lain, tingkat konsumsi, kolesterol, dan sebagainya. Sejalan dengan kenaikan konsumsi lemak jenuh, apabila tidak terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan jaringan otot jantung menderita kekurangan oksigen (miocardian anoxia). Akan tetapi apabila beban kerja jantung terlalu berat, angina dapat terjadi, misalnya jika penderita makan terlalu kenyang. Oleh karena itu, dalam pengaturan makanan penderita penyakit jantung koroner, pemberian makanan dibagi menjadi beberapa kali dalam porsi kecil. Makan dalam jumlah yang terlalu banyak harus dihindari.
Karena penyakit jantung koroner didahului oleh adanya aterosklerosis, maka dasar-dasar perawatan diet bagi penderita aterosklerosis juga berlaku bagi perawatan diet penderita penyakit jantung koroner.
Berikut ini beberapa hal harus diperhatikan dalam perawatan diet penderita jantung koroner :
1. Pembatasan kandungan kalori dalam diet perlu dilakukan lebih-lebih jika penderita tergolong obesitas atau berat badannya melebihi berat badan ideal. Penderita penyakit jantung koroner sebaiknya mempunyai berat badan sedikit di bawah berat badan ideal.
2. Penggunaan lemak jenuh harus dihindarkan, sedangkan lemak tak jenuh berganda (polyunsatrated fatty acid) yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah, dapat diperbanyak untuk menggantikan lemak jenuh.
3. Pemakaian gula dalam diet sehari-hari hendaknya tidak berlebihan, karena konsumsi gula yang tinggi dapat mempermudah terjadinya aterosklerosis.
4. Untuk mengurangi beban kerja jantung, porsi makanan sebaiknya kecil. Agar tubuh mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup, frekuensi pemberian makanan hendaknya lebih sering.
5. Pengurangan garam perlu dilakukan apabila penderita menunjukkan tanda-tanda kenaikan tekanan darah atau terlihat adanya edema.
6. Bahan makanan yang dapat menimbulkan gas dalam lambung seperti kol, lobak, durian, dan sebagainya sebaiknya tidak diberikan.
7. Bumbu-bumbu yang dapat menimbulkan rangsangan seperti lombok, merica, dan sebagainya hendaknya dihindarkan.
8. Penderita tidak diberi minuman berupa kopi, teh kental, atau minuman yang mengandung soda (soft drink) dan alkohol.
9. Makanan atau kue yang terlalu manis dan makanan berlemak atau dimasak dengan lemak hendaknya tidak diberikan.
10. Disamping perawatan dietetik, juga perlu dilakukan upaya penyembuhan yang lain, terutama mengurangi berbagai faktor risiko, seperti merokok, tekanan emosional, dan sebagainya. Juga olah raga fisik perlu dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan berat bada
Pengaturan Makanan Bagi Penderita Jantung Koroner
Pengaturan makanan bagi orang sakit bukanlah merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari tindakan perawatan dan pengobatan, ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit. Oleh karena itu, tanggung jawab pengaturan makanan bagi orang sakit bukanlah semata-mata tanggung jawab ahli gizi, akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama dari ketiga unsur yang berperan dalam proses penyembuhan penyakit, yaitu dokter, perawat dan ahli gizi.
Sebagaimana halnya dengan obat, penggunaan makanan untuk penyembuhan penyakit pun harus sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh dokter yang mengobatinya. Akan tetapi berbeda dengan obat, pemberian makanan bukanlah semata-mata sebagai alat penyembuh. Lebih dari itu, makanan masih mempunyai fungsi lain yaitu memberikan rasa kenyang, rasa puas dan nyaman, rasa diperhatikan, dan sebagainya, yang pada pemberian obat jarang dipertimbangkan.
Bertambahnya berat badan dan tinggi badan dengan wajar, maka dapat diperkirakan bahwa konsumsi makanan seseorang seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Jika aktifitas fisik kurang, sedangkan konsumsi makanan terus meningkatkan, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit. Kelebihan dalam mengkonsumsi karbohidrat dan lemak dapat menimbulan penyumbatan pembuluh darah dan berbegai penyakit, seperti jantung.
Pedoman gizi yang dianjurkan utk menurunkan risiko terserang penyakit jantung koroner adalah :
Konsumsi lemak sedang, < 30% dari total asupan kalori yang terdiri dari
- Lemak jenuh < 10%
- Lemak tidak jenuh ganda > 10%
- Sisanya lemak tidak jenuh tunggal sebesar 10 – 15%
Karbohidrat 50 – 60% dari total asupan kalori
- Protein sebanyak 10 – 20% (cukup) dari total asupan kalori.
- Karbohidrat sebanyak 50-60% (sedang) dari total asupan kalori.
1. Makanan yang dianjurkan
- Sumber asam folat : sari jeruk, kacang merah, brokoli, dan bayam.
- Sumber vitamin B6 : pisang, advokad, daging ayam tanpa lemak, beras merah, dan sejenis gandum.
- Sumber beta karoten : wortel dan sayuran hijau
- Sumber vitamin E : minyak sayur dan kacang-kacangan.
- Sumber asam lemak omega-3 : tuna, makerel, sarden, dan lemusu.
- Sumber lycopene : tomat terutama yang masak
- Sumber flavonoid : anggur, apel, bawang, dan teh.
- Makanan yang tinggi serat: sayuran dan kacang-kacangan.
2. Makanan yang perlu diperhatikan
- Makanlah paling sedikit 5 porsi (± 300 g) buah-buahan dan sayuran, 6 porsi (± 300 g) biji padi-padian, dan 2 porsi (500 ml) produk susu non fat atau low fat
- Konsumsi kolesterol dalam sehari kurang dari 300 mg.
- Konsumsi garam diusahakan di bawah 2.400 mg.
- Konsumsi serat 20–35 g.
3. Yang harus dikurangi
- Daging berlemak.
- Telur, susu, penuh, jeroan, dan makanan tinggi kolesterol.
- Lemak jenuh.
4. Yang harus dihindari
- Konsumsi alkohol berlebih.
- Merokok.
- Makanan bergaram tinggi (jika menderita tekanan darah tinggi).
Menyembuhkan Kanker, Tumor, Kista dan Sel-sel Ganas Lainnya | |
| Keladi Tikus : memperbaiki sistem pertahanan tubuh sehingga sistem pertahanan mampu menghancurkan sel-sel kanker, menghambat pertumbuhan sel kanker termasuk melawan duplikasi sel ganas, mereduksi radikal bebas penyebab kanker, dan menghambat akibat buruk dari kemoterapi (rambut rontok, mual dsb). Saran: Konsumsi – Minum Keladi Tikus Segar (Jus Keladi Tikus) telah terbukti lebih efektif dibandingkan dengan semua produk hasil olahannya (extrak maupun plus). Untuk itu usahakan Anda membuat Jus Keladi Tikus sendiri. Karena lebih manjur dan tidak perlu mengeluarkan biaya (sebenarnya mudah didapatkan di banyak tempat yang tumbuh liar). Minumlah kapsul keladi tikus hanya bila tidak sempat membuat jus-nya saja. Selain itu keladi tikus tidak bisa dibuat jamu godog karena efektifitasnya akan turun drastic (hilang). Anda juga bisa budidaya sendiri dengan mudah |