Diabetes Melitus atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis/ penyakit gula adalah jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadarnya meningkat di dalam tubuh.
Gejala penyakit ini, antara lain:
1. Seringnya buang air kecil (Pouria). Hal ini karena kadar gula dalam tubuh relatif tinggi, sehingga tubuh meresponnya dengan keinginan untuk membuang nya melalui ginjal beserta dengan air kencing.
2. Banyak minum (Polidipsi). Tubuh semakin membutuhkan cairan, karena banyaknya air yang keluar akibat gejala Pouria.
3. Banyak makan (Polipagio). Pada umumnya penderita diabetes akan merasa cepat lapar dan ingin banyak makan. Hal ini terjadi karena kadar gula atau glukosa dalam tubuh semakin habis, sementara kadar gula dalam darah tinggi.
4. Selain itu, penderita sering merasa letih, mengalami radang pada kulit yang disertai gatal-gatal tak kunjung sembuh, sering kesemutan pada kaki atau tangan dan gangguan penglihatan.
Dua tipe penyakit gula yaitu: tipe 1 dan tipe 2. Pada penderita diabetes tipe 2, pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang kadarnya lebih tinggi dari normal. Tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya, sehingga terjadi kekurangan insulin relatif.
Dari sekian banyak pengobatan rumahan/herbal sebagai pendamping obat, olahan sayur pare (Momordica Charantia) disarankan.
Sayur berasa pahit dengan bentuk oval dan tekstur khas ini mengandung setidaknya tiga zat aktif dengan sifat anti-diabetes. Yakni charantin (yang membantu penurunan glukosa darah), Vicine dan polipeptida-p (senyawa mirip insulin).
Ketiga zat ini bekerja baik secara individu atau bersama-sama, membantu menurunkan kadar gula darah. Pare juga mengandung lektin, zat yang mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan bertindak pada jaringan perifer dan menekan nafsu makan.
Hasil sebuah penelitian klinis, seperti yang ditulis di Journal of Ethnopharmacology pada Januari 2011, menunjukkan dosis harian 2.000 mg pare mengurangi level glukosa darah pada penerita diabetes tipe 2. Demikian dilansir diabetes.co.uk.
Studi lainnya juga telah menunjukkan hubungan antara asupan pare dan peningkatan kontrol glikemik. Sementara pada jurnal Chemistry and Biology edisi Maret 2008 menyebutkan, pare meningkatkan asupan glukosa dan memperbaiki toleransi glukosa.
Namun, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Epidemiology pada tahun 2007 gagal menunjukkan manfaat pare bagi penerita diabetes tipe 2.
Sumber: suaramedeka.com