Pria diabetes dua kali lebih mungkin menderita kerusakan DNA pada sperma dibandingkan yang sehat. Jumlah sperma pada pria diabetes ditemukan kurang dari setengah dari orang yang sehat.
Inilah hasil penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian dan Jaslok Hospital, India. Penelitian itu menunjukkan, diabetes secara signifikan mengurangi jumlah sperma dan mempengaruhi pergerakan dan penampilan sperma.
Dokter mengatakan, temuan ini mengkhawatirkan. Terutama India menjadi salah satu ibukota diabetes di dunia. Penyakit ini juga sudah dialami orang-orang yang masih muda sehingga temuan tersebut menjadi alarm.
Studi tersebut menemukan, pria diabetes hampir tiga kali lebih mungkin menderita sperma apoptosis, penghancuran sel akibat pecahnya DNA dibandingkan individu yang sehat.
Dan DNA terfragmentasi atau rusak tidak hanya mengakibatkan masalah kesuburan, tapi juga tingkat keguguran yang tinggi dari pasangannya.
Dr Firuza Parikh, direktur Rumah Sakit Jaslok IVF dan pusat genetika, mengatakan, temuan itu berhubungan dengan observasi global bahwa diabetes bisa berkontribusi untuk mengubah morfologi atau tampilan sperma seperti dikutip TimeofIndia, Senin (18/2/2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pria diabetes, sperma 92% tampak abnormal sedangkan hanya 11% donor sehat yang menunjukkan kelainan. Pria penderita diabetes juga bernasib buruk dalam jumlah sperma dan motilitas, kelincahan sperma untuk membuahi sel telur. Pada pria penderita diabetes, motilitas sperma sekitar 22 persen.
Penelitian yang dimulai sekitar tiga tahun lalu itu membandingkan kualitas sperma pada pria diabetes dan 120 non-diabetes pada kelompok usia 24-45 tahun. Perokok tidak masuk dalam penelitian ini untuk menghindari gangguan dalam temuan.
Dr Arundhati Athalye dan Dr Meenal Khandeparkar, para peneliti utama, mengatakan, studi ini menggarisbawahi perlunya untuk melakukan rutinitas tes DNA fragmentasi pada setiap pasien diabetes yang melakukan pengobatan infertilitas
Sumber: liputan6.com