PT Bio Farma siap memproduksi sekaligus memasarkan alat pendeteksi dini diabetes melitus tipe 1 hasil riset tim Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya (LSIH-UB).
Menurut Profesor Fatchiyah, Direktur Utama Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang sekaligus anggota tim riset, alat bernama Kit Diagnostik Monoklonal Antibody GAD65 itu akan diproduksi massal oleh Bio Farma mulai 2014. GAD65 merupakan nama protein dalam tubuh manusia yang dimasukkan ke klon dan kemudian klon diperbanyak. Fatchiyah menyebut GAD65 halal karena menggunakan gen manusia.
"Paten Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) temuan tersebut sudah diakui. Iklannya sudah dibuat. Yang pasti, cara kerja alat ini gampang dan praktis, serta kit-nya ini merupakan yang pertama di Indonesia sehingga alat ini bersifat inovatif," kata Fatchiyah, Senin malam, 11 Februari 2013.
Ia mengatakan, alat tersebut akan memudahkan masyarakat untuk mengetahui apakah mengidap penyakit diabetes melitus atau tidak sejak dini dan bahkan bisa digunakan pada bayi yang baru lahir. Penerapan pada bayi cukup dengan menggunakan liur bayi untuk kemudian ditempelkan pada GAD65. Bentuk dan cara kerja GAD65 mirip alat tes kehamilan (test pack).
Namun Fatchiyah menolak menyebut nilai kerja sama LSIH dengan Bio Farma. Nilai kerja sama dengan Bio Farma menjadi kewenangan rektor. Ia optimistis Universitas Brawijaya akan mendapat keuntungan finansial yang besar dari royalti. Semua bahan dasar produksi GAD65 berasal dari Universitas Brawijaya. "Semua bahan dasarnya sudah jadi dan siap pakai," kata dia.
Bio Farma, kata dia, siap menggratiskan GAD65 untuk masyarakat miskin bila pemerintah bersedia memberikan subsidi.
Sumber: tempo.co