Angka kematian yang tinggi terhadap keganasan lebih sering disebabkan oleh keterlambatan diagnosis yang mengakibatkan terapi tidak kuratif. Keterlambatan diagnosis dan terapi keganasan sendiri dapat disebabkan oleh masyarakat umum atau oleh sebab masyarakat medis. Secara umum, keganasan dibagi dua, yaitu keganasan padat (solid tumor) yang terlokalisir dan keganasan sistemik (non solid tumor).
Pembagian ini dibuat untuk tujuan terapi, dengan ketentuan terapi utama keganasan padat adalah tindakan pembedahan; sedangkan keganasan sistemik terapi utamanya tindakan medikal. Prosedur pembedahan sangat efektif untuk proses keganasan yang terlokalisir, tetapi merupakan hal yang sangat ditakuti dan sering dihindari. Keadaan ini sering dimanfaatkan masyarakat umum ataupun masyarakat medis dengan memberi terapi non bedah, yang sebenarnya tidak tepat. Kesalahan terapi sejak stadium dini akan mengakibatkan penyakit berkelanjutan dan berkembang menjadi stadium lanjut.
Eksplorasi diagnosis keganasan padat tergantung dari lokasi; untuk yang superfisial (payudara, KGB dll) dapat diraba dengan palpasi massa yang di duga bermasalah. Untuk lokasi yang letaknya lebih dalam ( tumor gastrointestinal, paru, genitalia interna), tanda klinis perlu dibantu dengan dukungan alat bantu radiologi (foto polos, foto dengan kontras, CT Scan), USG ataupun endoskopi.
Gejala klinis dan nilai laboratorium lebih ditekankan pada keganasan sistemik (lekemia, limfoma). Keberhasilan terapi, selain ditentukan oleh stadium juga ditentukan oleh kejelian dan ketrampilan dokter yang merawat. Makin dini stadium diketahui angka keberhasilan terapipun makin tinggi. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman medis yang baik, penegakan diagnosis dan terapi yang akurat, maka hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
‘You were the first to tell the truth’ kata Nikolai Ivanovich Pirogoff, seorang ahli bedah besar dari Rusia abad ke 19. Komentar ini diberikan kepada Theodor Billroth di Vienna ketika ia sedang memberikan kuliah metode study statistik tentang pengalaman kegagalannya yang didapat sebagai ahli bedah.
- Dari kegagalan-kegagalan inilah Billroth akhirnya mendapat pengalaman dan beroleh sukses dalam karirnya. Kontribusi besar lain dari Theodor Billroth adalah keberhasilan melakukan reseksi lambung tahun 1881 pada kanker lambung yang saat itu adalah hal yang sangat spektakuler.
- Sampai saat ini penderita yang berobat di RSKD sebagian besar sudah mencapai stadium lanjut,(stadium dua. sebanyak 10,52 %, stadium tiga sebanyak 42,92%, stadium empat sebanyak 46,56%.) dan RSKD tidak bisa menolak.
- Keadaan ini akan menambah wawasan dan pengalaman tentang tata cara bagaimana mengendalikan keganasan stadium yang telah lanjut. Disamping itu harus lebih digiatkan pendidikan kepada masyarakat umum beserta masyarakat medis, dengan harapan masyarakat makin luas pemahamannya dalam menghadapi kesulitan kasus yang telah lanjut dan keberhasilan terapi pada kasus yang lebih dini. Keberhasilan diagnosis dini serta terapi kuratif akan mengurangi angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum.
Dukut Respati Kastomo.SpB.KBD
Kepustakaan
- Longmire W P. Carcinoma of The Stomach. In: Sabiston Davis-Christopher ed. Textbook of Surgery 11th Edition. Saunders Igaku shoin 1977; 983.
- Osteen R T. Surgery of Gastric Cancer. In: Anil K Rutsgi. Gastrointestinal Cancers. Saunders Edinburg London New York Oxford Philadelphia St Louis Sydney Toronto, 2003; 331
- Kastomo DR. Bedah Digestif Onkologi. Balai Penerbit FKUI, 2006; 28.
Sumber: dharmais.co.id
Berikutnya > |
---|