Meningkatnya populasi dan perubahan gaya hidup, memunculkan kepentingan untuk mengembangkan suatu sistem yang dapat memonitor aktivitas keseharian pasien diabetes mellitus untuk mencegah dari komplikasi kesehatan yang serius. Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh. Prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara berkembang semakin meningkat dari tahun ke tahun.(IPD, 2009). Menurut penelitian epidemiologi, terjadi peningkatan prevalensi DM di Indonesia, terutama untuk daerah urban sebesar 5.7% (Riskesdas,2007). Oleh karenanya pemantauan terhadap penyandang diabetes melitus merupakan hal penting dan merupakan bagian dari pengelolaan DM.
Salah satu parameter status metabolik penyandang DM dapat dinilai melalui kadar glukosa darah. Untuk menyatakan kadar glukosa darah terkendali, tidak hanya bergantung pada hilangnya gejala DM, sehingga pemantauan kadar glukosa darah perlu dilakukan secara terus menerus.. Berbagai studi membuktikan bahwa penderita DM dengan kadar glukosa darah rata-rata tetap rendah menunjukkan insidens komplikasi mikrovaskuler yang lebih rendah.
Perangkat untuk memonitoring glukosa darah secara berkala merupakan fokus utama yang banyak diteliti dalam managemen diabetes. Kemajuan teknologi dalam komunikasi dan sensor jaringan nirkabel telah memunculkan Wearable sensor yang merupakan Wireless Sensor Networks (WSNs) atau jaringan sensor nirkabel dengan nodus sensor cerdas yang menjadi teknologi dalam aplikasi yang cukup luas. Desain sensor nodus dengan biaya yang rendah, bentuk kecil dan ringan yang secara strategi dapat dimasukkan dalam tubuh manusia, membentuk area jaringan tubuh nirkabel atau wireless body area network (WBAN) untuk memantau berbagai tanda fungsi vital dalam jangka waktu yang lama dan menyediakan real-time feedback bagi pengguna dan staf medik. Sensor ini digunakan untuk mengumpulkan data fisiologis pasien dan mengirimkannya ke Intelegent Personal Digital Assistant (IPDA) dan untuk kepentingan medik menggunakan teknologi komunikasi seperti mobile phone, , PDA, General Packet Radio Service (GPRS), 3G dan internet. (Abidoyeet al , 2011)
Wearable sensor telah banyak dikembangkan di negara-negara maju sebagai sistem monitoring untuk memantau perawatan kesehatan (health care) jarak jauh salah satunya pada kasus diabetes mellitus. Sehingga memungkinkan kontrol dan melacak kondisi pasien di kota ataupun di daerah menggunakan intranet atau internet, mengurangi stres dan ketegangan penyedia perawatan, mencegah medical error, mengurangi kelebihan beban kerja dan meningkatkan efisiensi staf serta meningkatkan kenyamanan pasien. (Abidoye et al, 2011). Pada kasus diabetes mellitus, WBAN dapat digunakan dengan cara yang lebih efektif dengan berkurangnya tindakan invasif dan metode yang akurat untuk monitoring kadar glukosa dalam darah.
WSNs untuk Continous Glucose Monitoring(CGM)
WSNs dengan nodus sensor menjadi teknologi yang signifikan dapat diaplikasikan secara luas. Kemajuan teknologi terbaru dalam integrasi dan miniaturisasi sensor fisik, mikroprosesor, dan radio interface dengan satu chip, menghasilkan generasi wireless nirkabel yang sesuai untuk berbagai aplikasi seperti tanggap kedaruratan, monitoring lingkungan, dan monitoring kesehatan. WSNs dirancang untuk memudahkan monitoring kondisi pasien-pasien dengan penyakit kronik baik yang berada di dalam kota ataupun di daerah yang menjalani rehabilitasi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Sistem sensor jaringan tubuh dapat membantu dengan menyediakan layanan kesehatan seperti pemantauan medis, peningaktan memori, akses data medis, dan komunikasi dalam situasi darurat. Monitoring berkala dengan jaringan sensor weareable dan implan dapat meningkatkan deteksi dini kondisi darurat dan penyakit pada pasien berisiko dan menyediakan berbagai layanan kesehatan dengan berbagai tingkat masalah kognitif dan fisik (Darwish, 2011). Dalam aplikasinya, untuk memastikan pasien dalam kondisi aman dan selamat, penting bagi perawat ataupun dokter untuk memiliki akses informasi pasien dalam waktu singkat dan saat yang tepat. (Rechman et al, 2012)
Penerapan WSNs pada penderita DM dilakukan untuk monitoring glukosa darah secara terus menerus. Perangkat Continous Glucose Monitoring (CGM) biasanya terdiri dari ; sensor glukosa yang secara kontinu mengukur data fisiologis (darah atau cairan intestinal) tingkat glukosa, proses elektronik unit yang dikomunikasikan menggunakan wireless dengan sensor glukosa dan unit dari data display. Data ini kemudian digunakan untuk menentukan apakah pasien memerlukan insulin. Pada sistem CGM, pengiriman insulin dan glukagon akan digabungkan. Melalui algoritme spesifik pasien, ketepatan dosis dari insulin atau glukagon akan diberikan berdasarkan feedback proses unit elektronik. (Vaddiraju, 2010)
Wearable Sensor untuk pemantauan glukosa darah secara berkesinambungan (CGM) merupakan bukti kemajuan teknologi dengan menggunakan jaringan nirkabel, meminimalkan teknik invasive, memaksimalkan kenyamanan pasien serta kemudahan akses informasi yang akurat, serta peluang penatalaksanaan komplikasi yang tepat.(Patel, 2012) Komplikasi yang timbul dari diabetes dapat berkurang dan bahkan dicegah melalui pengelolaan yang cermat yang mencakup pemeriksaan teratur kadar glukosa.(Vaddiraju, 2010).
Kecenderungan prevalensi penderita DM di Indonesia yang semakin meningkat, mendorong penatalaksanaan DM yang lebih baik berbasis pada kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga perkembangan teknologi dan informasi menjadi tantangan bagi perawat Indonesia untuk menguasai dan memanfaatkan sistem informasi nirkabel ini dalam upaya mendapatkan akses yang dapat diandalkan dan pertumbuhan berkelanjutan pengetahuan professional. Dalam upaya pemantauan glukosa darah berkesinambungan (CGM) menggunakan WSNs, perawat seyogyanya dapat memanfaakan IT dalam menerapkan hasil penelitian terkini dan mendorong perawatan yang berkualitas tinggi melalui alat atau sistem informasi yang akan digunakan. Oleh karenanya penerapan WSNs di masa mendatang merupakan peluang dan tantangan bagi perawat dalam managemen DM di Indonesia.
REFERENSI
Abidoye A, Azeez N, Adesina A, Agbele K, Nyoengesa H. (2011). Using Wearable Sensors for Remote Healtcare Monitoring System. www.scirp.org/journal/PaperDownload.aspx diakses 28 Oktober 2012
Anonim. (2011). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu edisi kedua. Balai Penerbit FKUI; Jakarta, Indonesia.
Arrobo, G (2011). Improving the Reliability of Wireless Body Area Networks. https://ee.eng.usf.edu/people/Gitlin/EMBC-2011.pdf diakses 29 Oktober 2012
Crosby Garth, Ghosh T, Murimi R, Chin C. (2012). Wireless Body Area Networks for Healthcare ; A Survey.International Journal of Ad Hoc,Departmenr of Electrical & Computer Engineering Technology, Georgia, USA. https://airccse.org/journal/ijasuc/papers/0612asuc01.pdf, diakses tanggal 27 Oktober 2012
Darwish A, Hassanien A. (2011). Wearable and Implantable Wireless Sensor Network Solutions for Healthcare Monitoring. Diakses 29 Oktober 2012
Kaufman, Neal. (2012). Information Technology Using Health Information Technology ti Prevent and Treat Diabetes. https://www.journalofdst.org/Journal/pdf/March2008/VOL-2-2-DIT1-LESTER.pdf diakses 28 OKtober 2012
Latre B, Braem, Moerman I, Blondia C, Demeester P. (2011) A Survey on Wireless body area networks. https://www.pats.ua.ac.be/content/publications/2010/bbraem10wbansurvey.pdf diakses 27 Oktober 2012
Patel, et al. (2012). A review of wearable sensors and systems with application in rehabilitation. Journal of Neuroengginering and Rehabilitation. https://www.jneuroengrehab.com/content/pdf/1743-0003-9-21.pdf diakses 28 Oktober 2012
Rechman A, Mustafa M, Javaid N, Qasim U, Khan. (2012). Analytical Survey of Wearable Sensors. https://arxiv.org/pdf/1208.2376.pdf diakses 29 Oktober 2012
Varidaju, et al. (2010).Technologies for controlling glucose Monitoring : Current Problems and Future Promise. Journal of Diabetes Science and Technology.https://www.journalofdst.org/November2010/PDF/Articles/VOL-4-6-ORG23-VADDIRAJU.pdf diakses 27 Oktober 2012
* Mahasiswa Program Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
Sumber: ners-indonesia.com