Dun Afrika Selatan

Penyakit diabetes tak hanya datang ke mereka yang sudah berusia lanjut. Penyakit ini juga bisa ''hinggap'' pada mereka yang masih anak-anak atau remaja.

Dokter spesialis endokrinologi anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Aman Bhakti Pulungan mengatakan ada tanda-tanda yang kasat mata pada anak yang menderita diabetes.

"Ada guratan hitam itu disebut acanthosis nigrican,” kata Aman seperti dimuat Majalah Tempo edisi 5-11 November 2012.

Acanthosis merupakan penumpukan berlebihan sel-sel kulit akibat menebalnya lapisan tanduk. Selain di leher, menurut Aman, guratan serupa bisa terjadi di lipatan tubuh lain seperti ketiak atau ruas jari.

Penebalan ini lazim ditemui pada anak dan remaja yang mengalami kegemukan dan obesitas. Sekitar 74 persen anak yang mengidap obesitas memiliki guratan hitam seperti itu.

Kenapa acanthosis terjadi pada lipatan tubuh, hal itu masih menjadi misteri. Meski menyimpan misteri, kelainan di kulit itu justru menyingkap hal lain. “Acanthosis adalah salah satu penanda resistansi insulin," kata Aman.

Resistansi insulin adalah penolakan tubuh terhadap insulin. “Insulinnya sudah cukup, tapi tidak bekerja sehingga kadar gula darah tinggi,” kata Dante Saksono Harbuwono, ahli diabetes di FKUI-RSCM.

“Resistansi insulin ini yang menjadi dasar terjadinya kondisi pre-diabetes melitus tipe 2,” kata Aman. Pre-diabetes adalah kondisi menjelang terkena kencing manis. Ibarat tamu, sudah mengintip di pintu. Penderitanya masih bisa mengontrol gula darah tanpa obat, tapi bukan berarti sembuh.

Diabetes tipe 2 menyedot perhatian karena lebih dari 90 persen kasus diabetes merupakan tipe 2. Seseorang berpotensi terkena diabetes tipe 2 jika pola makan dan gaya hidupnya tak diperhatikan.

Kegemukan memang faktor penting bagi terjadinya diabetes tipe ini. "Sudah saatnya kita kampanyekan bahwa obesitas merupakan diagnosis suatu penyakit, termasuk diabetes," kata Aman menyambut Hari Diabetes Sedunia, 14 November.

 

Sumber: TEMPO.CO