Mengaplikasikan konsep 4 Sehat 5 Teratur
Dengan berbagai sarana informasi yang kini mudah diakses oleh masyarakat, tentunya publik Tanah Air telah banyak mengetahui perihal penyakit diabetes.
Hanya saja, karena terlalu banyak informasi terkadang membuat kita kurang cermat dalam memilah antara fakta dan mitos.
Semua mitos yang beredar di masyarakat akhirnya menciptakan gambaran diabetes, yang tidak akurat dan penuh dengan stereotip dan stigma.
Dari semua mitos yang beredar mengenai diabetes, larangan mengonsumsi gula sama sekali bagi diabetesi adalah yang paling umum didengar.
Padahal fakta yang benar adalah diabetesi harus mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti cokelat dan permen, namun mereka masih dapat menikmati dessert asal dengan porsi yang ter- kontrol.
Mitos lain yang sering ditemukan juga adalah bahwa diabetesi mudah terserang penyakit dan cenderung berumur pendek, dibandingkan penyakit lainnya karena dampak komplikasi yang menyertai diabetes.
Faktanya apabila diabetes dikelola dengan baik dan kadar gula darah dijaga mendekati ideal, diabetisi bisa hidup normal dan melakukan berbagai aktivitas yang sering dianggap tidak mungkin bagi orang lain.
Sebut saja mendaki gunung, bermain ski, menyelam, kompetisi olahraga dan lain sebagainya.
Yang dapat dilakukan penderita diabetes adalah pengelolaan penyakit yang maksimal.
Pengelolaan diabetes yang dimaksud di sini bukan hanya dengan mengubah gaya hidup, dan mengganti keseluruhan tipe makanan, namun yang dimaksud adalah mengaplikasikan konsep “4 Sehat 5 Teratur”.
Setidaknya ada lima langkah memulainya.
Pertama, aktif mencari tahu tentang diabetes dan pengendaliannya.
Karena banyak pengalaman menunjukkan ketidaktahuan atau sikap meremehkan terhadap seluk- beluk diabetes, seringkali harus dibayar mahal penderita karena munculnya komplikasi.
Semakin dini mengetahui cara mengendalikan diabetes, akan semakin baik manfaatnya bagi penderita.
Langkah kedua, aktif berolahraga. Olahraga yang teratur membuat tubuh sehat, melancarkan peredaran darah, membakar kelebihan lemak dan mengendalikan kadar gula darah.
Olahraga cukup dilakukan secara ringan (misalnya jalan pagi) agar fungsi insulin, sebagai hormon pengatur kadar gula dalam darah, menjadi optimal dan efektif.
Langkah ketiga, atur pola makan dengan baik dan seimbang.
Sebenarnya diabetisi tidak perlu takut bila ingin makan enak, asalkan dipilih jenis makanan dengan indeks glikemik rendah agar gula dan lemak, tidak menumpuk berlebihan di dalam darah.
Jam makan juga perlu diatur tepat pada waktunya, agar ritme kadar gula dalam darah senantiasa berimbang.
Sementara itu langkah keempat, patuhi petunjuk mengonsumsi obat yang diberikan dokter.
Baik itu obat tablet maupun suntik insulin.
Namun jangan khawatir hal ini mungkin tidak berlangsung selamanya, karena biasanya jika kadar gula darah mulai terkendali, dokter akan menganjurkan pasien hanya mengatur makan dan olahraga saja, sehingga tidak perlu mengonsumsi obat.
Langkah kelima, sekaligus yang terpenting, yakni selalu monitor gula darah. Bagi diabetisi, kadar gula darah tidak boleh terlalu tinggi, atau terlalu rendah. Keduanya berdampak negatif.
Gula darah yang senantiasa tinggi dalam jangka panjang bisa mengakibatkan komplikasi yang telah disebutkan sebelumnya.
Sedangkan gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) lebih berbahaya lagi, karena bisa menyebabkan hilangnya kesadaran secara mendadak bahkan kematian.
Jadi esensi terpenting bagi seorang diabetesi dalam mengendalikan penyakitnya, tak pelak lagi adalah kadar gula darah.
Semakin dia mengetahui kapan dan mengapa kadar gula darahnya tinggi, akan semakin baik.
Di sinilah pentingnya pasien memiliki alat monitor gula darah (glucosemeter) yang bisa digunakan sendiri di rumah (self-monitoring of blood glu- cose).
Kapan saja dan dimana saja kadar gula dalam tubuh bisa diketahui dengan cepat.
Menurut Adhiarta, ahli diabetes dari RS Hasan Sadikin Bandung, baru-baru ini, pemeriksaan gula darah mandiri, merupakan suatu usaha yang penting dalam pengendalian diabetes.
Dengan melakukannya secara teratur, diabetesi dapat makan dan beraktivitas lainnya seperti biasa. Tapi jangan lupa juga untuk mencatat hasil setiap tes yang dilakukan ke dalam buku catatan gula darah.
“Data tersebut nantinya akan sangat berguna sebagai informasi bagi dokter dalam mengambil keputusan medis maupun mer ubah pola terapi bagi diabetesi,” ujar Adhiarta.
Sumber: .beritasatu.com