Pria yang menderita diabetes dapat merusak DNA yang terkandung dalam sperma mereka, "dimana berakibat pada tingkat kesuburan pria dan kesehatan keturunan mereka," ujar seorang peneliti di Queen's University, Belfast seperti dikutip situs scienceagogo.com.
Dibandingkan dengan kualitas DNA pada pria yang menderita diabetes dengan yang tidak menderita diabetes, ditemukan dalam sebuah penelitian bahwa proses pemecahan DNA lebih baik pada pria dengan diabetes (52% berbanding 32% terhadap pria yang tidak menderita diabetes), dan terdapat banyak penghapusan DNA di sel mitochondria. Sebagai tambahan, para peneliti mengamati bahwa volume sperma dari pria dengan diabetes berkurang sangat jauh dari pada pria sehat.
Laporan penemuan yang dimuat pada jurnal Human Reproduction, seorang peneliti Ishola Agjabe menjelaskan bahwa penemuan ini bisa menjadi implikasi penting yang diberikan bahwa diabetes tipe 1 dan 2 dengan sangat cepat bertambah di seluruh dunia.
Sementara pola makan dan obesitas diketahui menjadi faktor utama berkembangnya diabetes tipe 2, sedangkan diabetes tipe 1 juga berkembang sebagian besar kepada anak-anak Eropa. Alasan mengapa diabetes tipe 1 yang berkembang pesat, belum begitu jelas penyebabnya. Penelitian lain berspekulasi bahwa faktor genetik atau lingkungan bisa jadimberperan dalam hal ini.
"Jika tren berkembanganya diabetes tipe 1 berlanjut, ini akan mengakibatkan bertambahnya penderita sebanyak 50 persen selama sepuluh tahun ke depan. Sebagai konsekuensinya, banyak pria yang menderita diabetes di masa produktif mereka," kata Agjabe.
Kesuburan merupakan hal yang penting bagi kesehatan, ada sekitar 1-6 pasangan yang menggunakan perawatan spesialis untuk menangani masalah kesuburan. "Penelitian ini sangat penting, khususnya memeberikan kontribusi fakta bahwa DNA sperma yang rusak berimbas pada tingkat kesuburan dan reproduksi pria. Penelitian lain juga telah memperlihatkan hal yang sama, sementara telur yang ada pada wanita memiliki keterbatasan untuk memperbaiki kerusakan DNA sperma, proses pemecahan dibalik proses ini mungkin akan berakibat kepada gagalnya pembentukan embrio dan keguguran," kata Sheena Lewis, salah seorang peneliti.
"Lebih lanjut lagi, penelitian ini harus dikembangkan agar masyarakat mengerti dengan benar kerusakan yang ditimbulkan dari diabetes, sebab dan akibatnya serta secara klinis. Pemeriksaan kesehatan reproduksi terhadap keturunan dari pria penderita diabetes juga sangat penting," katanya menyimpulkan.
Sumber: metronews.com