Peringatan Hari Diabetes Nasional diselenggararakan Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Cabang Kukar, Minggu(16/10), di aula Kantor Bapeda Kukar. Selain senam diabetes bersama, peringatan ini juga diselingi pemeriksaan gula darah dan pengundian dooprize bagi peserta. Ada juga seminar mengenai komplikasi diabetes militus di telinga, hidung dan tenggorok (THT) dengan narasumber dr Rajiman Sp THT dari RSUD AM Parikesit.


“Apakah komplikasi akibat diabetes di THT dapat dicegah?” ujar dr Rajiman dalam seminarnya. Bisa, lanjutnya, tentu dengan mempraktikkan pola hidup sehat, menghindari rokok, makanan berlemak, berolahraga teratur, menghindari stres/ pemicu stres dan rutin mengontrol ke dokter.


Usaha pencegahan dini diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan di kemudian hari. Pencegahan dini juga bias dengan cara berolah raga, menjaga pola makan dan mengonsumsi obat anti diabetes.


Olahraga yang tepat dan teratur menjadi peluang alami bagi diabetesi untuk menekan risiko komplikasi dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa diabetesi yang tidak tergantung pada insulin dapat menjaga keseimbangan kadar gula darah hanya dengan olahraga secara rutin dengan proporsi yang tepat.


Latihan jasmani yang teratur membuat sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik. Artinya, insulin yang ada dapat digunakan secara lebih efektif. Olahraga menjadi penting dalam upaya menjaga kadar glukosa darah. Olahraga harus dijaga pula supaya proporsi dan jenis latihan selalu diperhatikan untuk mencegah risiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula menurun drastis).


Proporsi latihan yang efektif dan aman bagi diabetesi menganut prinsip continuous, rhythmic, interval, progressive, endurance (CRIPE). Continuous artinya latihan harus berkesinambungan dan dilakukan terus-menerus atau tanpa henti. Bila memilih joging 30 menit, para diabetesi harus melakukannya selama 30 menit tanpa istirahat. Rhythmic artinya latihan yang berirama, sehingga otot-otot akan berkontraksi dan berileksasi secara teratur. Jalan kaki, joging, berlari, berenang, dan bersepeda memiliki irama yang baik. Sebaliknya, olahraga golf, tenis, atau bulutangkis tidak memenuhi syarat ini karena banyak berhenti.


Interval artinya latihan dilakukan selang-seling antara gerakan cepat dan lambat. Contohnya, jalan cepat diselingi jalan lambat, joging diselingi jalan, dan lainnya. Progressive artinya latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas ringan, sedang, hingga mencapai 30-60 menit. Endurance adalah latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan pernapasan. Jalan santai maupun cepat, joging, berenang, dan bersepeda merupakan contoh yang baik untuk melatih daya tahan. Latihan tersebut minimal dilakukan 3 hari seminggu. Dua hari lainnya dapat digunakan untuk olahraga hobi seperti, golf, tenis, dan lainnya.

 

Sumber: kaltimpost.co.id