User Rating: 0 / 5

Star inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactive
 

Sebanyak 60% penderita kanker serviks atau kanker mulus rahim dari 15.000 penderita di Indonesia meninggal dunia karena tidak adanya pencegahan dan penanganan sejak dini.

Ketua Umum Yayasan Gerakan Pencegahan Kanker Serviks Indonesia (GPKSI) Andreas Sutrisno, mengatakan kaum wanita di Indonesia banyak terjangkit penyakit kanker serviks karena kurang paham terhadap penyakit tersebut. Hal itu bisa terjadi karena tidak ada tanda dan gejala pada penderita penyakit sehingga saat penderita merasakan kesakitan stadium penyakitnya sudah tinggi, sudah stadium tiga sehingga sulit tertolong.

“Padahal penyakit tersebut bisa dicegah jika masyarakat –kaum wanita- berperilaku sehat, terutama dalam mengani organ penting mereka. Jika perilaku mereka benar, maka kaum wanita bisa terhindar dari penyakit tersebut. Begitu pula jika terdeteksi dini, maka penanganannya lebih mudah,” kata Andreas di sela-sela Pelantikan DPP Yayasan GPKSI di Malang, Jawa Timur, Minggu (23/9).

Data dari Badan Kesehatan Dunia ( WHO), dia menyebutkan, wanita meninggal dunia rata rata tiap dua mMenit sekali dari total penduduk dunia 7 miliar, sedangkan Yayasan Kanker Indonesia menyebut setiap satu jam sekali wanita penderita penyaki tersebut meninggal yang berarti selama 24 jam terdapat 20 sd 24 perempuan meninggal dunia.

Yayasan GPKSI, ujar dia, terbentuk karena penggiatnya merasa prihatin atas kondisi tersebut. Kegiatannya berupa penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan penyakit kanker serviks.
Media penyuluhan ke masyarakat dilakukan lewat seminar maupun penyuluhan ke ke kantor instansi swasta/negara, pabrik, sekolah, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga baik di tingkat kabupaten/kota sampai ke tingkat rukun tetangga.

Karena sasaran dari penyuluhan cukup banyak, lanjut Andreas, maka pihaknya akan membentuk mentor, penyuluh, di setiap kota/kabupaten. Kabupaten/kota yang sudah ada DPC YGPKSI, yakni Kota Surabaya, Kab. Ngawi, dan Kota Malang. Sedangkan mentor yang sudah ada sebanyak 50 orang.

“Hari ini kami melatih mentor dengan narasumber dr Santoso Rahardjo Spog dari berbagai daerah di Jatim sebanyak 50 orang. Kader tersebut nantinya yang terjun untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat.”

Dalam penyuluhan ke masyarakat di sampaikan bahayanya kanker serviks, resikonya dan bagaimana mencegahnya juga selalu menekankan kembali untuk lakukan deteksi dini.

Dalam tahun ini, pihaknya akan melatih lagi 150 mentor dalam tiga angkatan. Masing-masing angkatan sebanyak 50 orang.

Tahun ini juga, akan dibentuk DPC YGPKSI di lima kabupaten di Jatim, yakni Blitar, Bojonegoro, dan Sidoarjo. Idealnya, setiap daerah setidaknya ada 50 mentor sehingga dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan baik.

Mentor yang akan direkrut terutama mereka yang peduli terhadap masalah kesehatan wanita. Mereka terutama diharapkan yang memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan tugas-tugas sosial.

“Biasanya mereka dari kalangan ibu rumah tangga dan mahasiswa. Mereka banyak waktu luang untuk tugas-tugas sosial tersebut.”

Sumber: bisnis.com