User Rating: 0 / 5

Star inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactive
 

Setelah berjuang melawan kanker prostat dalam beberapa bulan terakhir, miliarder Warren E Buffett dinyatakan selesai menjalani terapi. Dengan kondisinya yang sudah makin membaik, ia berharap bisa kembali bekerja dalam waktu dekat.

"Ini hari yang luar biasa bagi saya. Hari ini saya menjalani radiasi ke-44 dan ini yang terakhir," ujar Buffett yang juga pimpinan perusahaan investasi Berkshire Hathaway, pada hari Jumat silam seperti dikutip dari NY Times, Senin (19/9/2012).

Meski terapi kankernya dinyatakan berakhir, tampaknya Buffett masih harus menjalani masa pemulihan selama beberapa waktu. Hal ini diakuinya sendiri dalam wawancara dengan The Omaha World-Herald, sebuah terbitan milik perusahaan yang dikelola Buffett.

"Saya akan merasakan efek samping dalam beberapa pekan ini, tapi saya sangat bangga mengatakan bahwa ini semua sudah berakhir," ujar Buffett.

Buffett mengumumkan bahwa dirinya didiagnosis kanker prostat stadium 1 pada April 2012. Ketika itu Buffett yang 3 minggu sebelumnya baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-82 itu mengatakan, penyakitnya terdeteksi pada tahap yang sangat awal dan belum mengancam nyawanya.

Berbagai diskusi tentang kesehatan Buffett memunculkan pertanyaan terkait berapa lama ia mampu menjalankan perusahaan yang kini dipimpinnya, Berkshire Hathaway. Pertanyaan itu meruncing setelah di usia yang ke-82 tahun ia memberikan US$ 44 miliar pada 3 anaknya untuk keperluan amal.

Ketika itu Buffett mengatakan kondisinya sangat sehat dan keputusannya untuk memberi uang pada anak-anaknya tidak berhubungan dengan penyakitnya. Ia hanya ingin memberi hadiah atas kemajuan yayasan amal yang dikelola anak-anaknya, yang antara lain menyuarakan anti-kekerasan terhadap perempuan dan membantu para petani di negara miskin.

Kanker prostat sendiri merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang laki-laki, terutama di atas usia 75 tahun. Meski mematikan, pertumbuhan kanker prostat relatif lambat dibanding jenis kanker lainnya sehingga pengobatannya bisa lebih mudah asal terdeteksi lebih dini.

Sumber: health.detik.com