[ Kembali ke KATALOG ]


APEL MUTSU
Family Rosaceae
Deskripsi
Sesuai dengan namanya, apel ini berasal dari Jepang. Ia berbuah pertama kali pada tahun 1937. Pada tahun 1968 mutsu dibawa ke Inggris dan namanya diganti dengan crispin. Kultivar yang berasal dari pohon induk golden delicious x indo ini sudah dikoleksi di kebun percobaan Banaran sejak tahun 1970. Ukuran buah mutsu sebesar 77 x 73 mm. Bentuknya oblong. Kulitnya hijau kekuningan, kadang-kadang bercampur semburat merah. Tangkai buahnya kecil, yaitu sebesar 2,5 mm dengan panjang 22-30 mm. Bekas kelopak bunga tertutup atau agak terbuka. Buah apel Jepang ini berair banyak dan rasanya manis asam sehingga terasa menyegarkan. Warna daging buah putih. Garis tengahnya berbentuk basal bersinggungan. Bijinya bulat tumpul. Daun pohon apel berukuran sedang atau besar. Bentuknya ramping dengan ujung runcing. Tepi daun bergerigi tajam tidak beraturan. Wamaya hijau kelabu. Tajuk lebar. Bunga berwama campuran putih dan merah muda. Kelopak bunga berjumlah lima.
Manfaat
Selain sebagai buah segar untuk buah meja, apel mempunyai nilai tinggi sebagai minuman. Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi. Buahnya dapat dibuat cuka atau cider melalui fermentasi. Buah apel dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang. Kayunya kurang baik untuk bangunan, tetapi baik untuk kayu bakar.
Syarat Tumbuh
Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi antara 700-2.000 m dpl yang iklimnya kering. Di daerah yang beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis. Kendala utama adalah penyakit daun (embun upas). Tanaman ini sebaiknya ditanam di tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman tidak mampu berbunga.
Pedoman Budidaya
Perbanyakan tanaman Tanaman apel umumnya diperbanyak dengan tunas rundukan (layering). Namun, untuk menghasilkan bibit bermutu sebaiknya tanaman diperbanyak dengan okulasi. Sebagai tanaman batang bawah digunakan tunas rundukan dari varietas apel liar yang telah berumur 8-12 bulan. Batang atas digunakan apel unggul. Budi daya tanaman Bibit okulasi dalam polibag atau cabutan (stump) ditanam dengan jarak tanam 2 m x g m atau 3 m x 3 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Bibit diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak dua blek atau 4o kg/lubang. Pupuk buatan 50-i.000 g NPK per tanaman diberikan 2-3 kali setahun, terutama menjelang berbunga dan sehabis panen. Pekerjaan yang sangat penting adalah pelengkungan cabang. Cabangcabang yang ujungnya telah beruas rapat segera dilengkungkan mendatar (horizontal) dan ujungnya dipotong. Oleh karena setiap tanaman akan dibungakan (dibuahkan) maka seluruh daun pada cabang yang dilengkungkan tersebut dirompes, lalu tanaman diberi air secukupnya (bila musim kemarau) dan pupuk NPK. Pelengkungan cabang yang beruas rapat (cabang dorman) harus diusahakan permanen, yakni dengan tali yang tahan lama (ijuk, tali plastik). Pada cabang yang telah dirompes akan tumbuh tunas-tunas tumpul yang kemudian muncul bunga. Tunas-tunas yang runcing hanya akan menjadi tunas daun (vegetatif).
Pemeliharaan
Pemeliharaan yang penting adalah membuang tunas liar/tunas air yang sering tumbuh pada cabang atau batang bawah. Gulma/alang-alang yang tumbuh di kebun apel harus segera dibersihkan. Demikian pula bila ada lumut (Lichenes) yang tumbuh pada batang harus dibersihkan. Daun-daun yang menutup buah harus dirompes karena buah yang tidak terkena sinar matahari warnanya tidak akan merata (hijau merah atau hijau kuning).
Hama dan Penyakit
Hama utama tanaman apel berupa kutu daun hijau (Aphis pomi) dan kumbang daun. Penyakit penting adalah embun upas atau busuk kering daun (Marsonina caronaria), pucuk bertepung atau mildu tepung (Podosphaera leucotricha), dan busuk batang (Cortisum salmonicolor). Bila belum terlambat, semprotan fungisida Benlate 0,3% dapat mengatasi serangan penyakit di atas. Karbolinum plantarum 10% (CP) dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit.
Panen dan Pasca Panen
Apel dipanen setelah tua benar di pohon karena buah ini tergolong tidak dapat diperam (non-klimaterik). Buah dipanen dengan cara tangkai dipotong. Alat yang digunakan berupa gunting pangkas tajam. Pemanenan dapat dilakukan 4-5 bulan setelah bunga mekar