APEL WANGLIN | ||
Family | Rosaceae | |
Deskripsi Apel ini berasal dari Jepang dan dapat dijumpai di Batu, Malang. Bentuknya mirip apel princess noble dan warna kulit buahnya mirip apel granny smith. Daging buahnya empuk dan renyah. Daging buah yang tua berwarna putih dengan rasa kurang manis dan aroma kurang tajam. Namun, daging buah ini akan berubah warna menjadi krem dan rasanya menjadi manis segar dengan aroma tajam setelah diperam selama 2-3 minggu. Produksinya tidak sebanyak apel jenis lainnya. Setelah berumur enam tahun total produksinya hanya 6 kg per pohon per tahun. | ||
ManfaatSelain sebagai buah segar untuk buah meja, apel mempunyai nilai tinggi sebagai minuman. Fungsi buah apel dapat mencegah penyakit sariawan gusi. Buahnya dapat dibuat cuka atau cider melalui fermentasi. Buah apel dapat memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit gangguan lambung dan tumor dalam jangka panjang. Kayunya kurang baik untuk bangunan, tetapi baik untuk kayu bakar. | ||
Syarat TumbuhTanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi antara 700-2.00o m dpl yang iklimnya kering. Di daerah yang beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis. Kendala utama adalah penyakit daun (embun upas). Tanaman ini sebaiknya ditanam di tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman tidak mampu berbunga. | ||
Pedoman BudidayaPerbanyakan tanaman Tanaman apel umumnya diperbanyak dengan tunas rundukan (layering). Namun, untuk menghasilkan bibit bermutu sebaiknya tanaman diperbanyak dengan okulasi. Sebagai tanaman batang bawah digunakan tunas rundukan dari varietas apel liar yang telah berumur 8-12 bulan. Batang atas digunakan apel unggul. Budi daya tanaman Bibit okulasi dalam polibag atau cabutan (stump) ditanam dengan jarak tanam 2 m x g m atau 3 m x 3 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Bibit diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak dua blek atau 4o kg/lubang. Pupuk buatan 50-i.000 g NPK per tanaman diberikan 2-3 kali setahun, terutama menjelang berbunga dan sehabis panen. Pekerjaan yang sangat penting adalah pelengkungan cabang. Cabangcabang yang ujungnya telah beruas rapat segera dilengkungkan mendatar (horizontal) dan ujungnya dipotong. Oleh karena setiap tanaman akan dibungakan (dibuahkan) maka seluruh daun pada cabang yang dilengkungkan tersebut dirompes, lalu tanaman diberi air secukupnya (bila musim kemarau) dan pupuk NPK. Pelengkungan cabang yang beruas rapat (cabang dorman) harus diusahakan permanen, yakni dengan tali yang tahan lama (ijuk, tali plastik). Pada cabang yang telah dirompes akan tumbuh tunas-tunas tumpul yang kemudian muncul bunga. Tunas-tunas yang runcing hanya akan menjadi tunas daun (vegetatif). | ||
PemeliharaanPemeliharaan yang penting adalah membuang tunas liar/tunas air yang sering tumbuh pada cabang atau batang bawah. Gulma/alang-alang yang tumbuh di kebun apel harus segera dibersihkan. Demikian pula bila ada lumut (Lichenes) yang tumbuh pada batang harus dibersihkan. Daun-daun yang menutup buah harus dirompes karena buah yang tidak terkena sinar matahari warnanya tidak akan merata (hijau merah atau hijau kuning). | ||
Hama dan PenyakitHama utama tanaman apel berupa kutu daun hijau (Aphis pomi) dan kumbang daun. Penyakit penting adalah embun upas atau busuk kering daun (Marsonina caronaria), pucuk bertepung atau mildu tepung (Podosphaera leucotricha), dan busuk batang (Cortisum salmonicolor). Bila belum terlambat, semprotan fungisida Benlate 0,3% dapat mengatasi serangan penyakit di atas. Karbolinum plantarum 10% (CP) dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit. | ||
Panen dan Pasca PanenApel dipanen setelah tua benar di pohon karena buah ini tergolong tidak dapat diperam (non-klimaterik). Buah dipanen dengan cara tangkai dipotong. Alat yang digunakan berupa gunting pangkas tajam. Pemanenan dapat dilakukan 4-5 bulan setelah bunga mekar |