TERAP | ||
Family | MORACEAE | |
DeskripsiTerap berbentuk pohon yang selalu hijau, tingginya mencapai 25 m, dan diameternya 40 cm, kadang-kadang memiliki akar papan kecil. Ranting tebalnya 4-10 mm, memiliki bulu-bulu panjang yang tersebar, berwarna kuning sampai merah, dan cincin bekas penumpu. Penumpu berbentuk bundar telur, panjangnya 1-8 cm, berbulu kuning sampai merah. Daunnya jorong melebar sampai bundar telur sungsang, berukuran (16-50) cm x (11-28) cm, pangkalnya membaji sampai agak melanjut (decurrent), pinggirannya rata atau bergerigi dangkal, ujungnya tumpul atau sedikit meluncip, setengah lembaran dan bagian atas seringkali bercuping 3; kedua belah lembaran daun itu berbulu kasar, vena lateralnya 13-15 pasang; tangkai daunnya 2-3 cm panjangnya; daun yuananya bercangap menyirip. Perbungaannya soliter, terletak di ketiak daun; bonggol jantannya menjorong sampai berbentuk gada (clavate), berukuran (4-11) cm x (2-6) cm; bonggol betinanya memiliki braktea berbentuk perisai, berbulu balig yang sebagian besar mudah rontok, bertangkai punk tunggal, tertancap sedalam 1,5 mm. Buah (sinkarp) agak bulat, mencapai ukuran 16 x 13 cm, berwarna kuning kehijauan, tertutup rapat oleh tonjolan-tonjolan bulu kaku yang panjangnya kira-kira 1 cm; kulit buah kira-kira 8 mm tebalnya; daging buah (hiasan bunga yang menyandang buah) berwarna putih, mengandung banyak sari buah, harum baunya; tangkai buah 5-14 panjangnya. Perikarp (termasuk biji) berbentuk menjorong, berukuran kira-kira 12 mm x 8 mm; perkecambahannya hipogeal. | ||
ManfaatBuah terap yang berukuran besar itu disenangi, karena daging buahnya yang membungkus biji rasanya manis, banyak mengandung sari buah dan harum baunya, yang dapat dimakan dalam keadaan segar atau sebagai campuran dalam kue. Buahnya konon memiliki rasa yang lebih enak daripada nangka. Bijinya dapat dimakan setelah dibakar atau direbus; biji yang direbus (selama 30 menit dalam air garam) memiliki rasa yang lebih enak. Buah muda juga dapat dimasak bersantan dan dimakan sebagai sayur. | ||
Syarat TumbuhDi Sarawak, A. odoratissimus biasa dijumpai di hutan sekunder sampai ketinggian 1000 m dpl., pada tanah liat berpasir. Di Filipina, terap dapat tumbuh dengan balk di wilayah yang curah hujannya banyak dan jatuhnya merata, pada tanah yang kaya akan lempung, serta baik penyerapannya. Terap dijumpai di daerah yang setengah terlindung pada ketinggian 0 m sampai 800 m dpl. | ||
Pedoman BudidayaTerap diperbanyak dengan benih. Benih itu dikeluarkan dari buah yang masak, dicuci dengan air sebaik-baiknya dan langsung disemaikan di persemaian, pada medium tanah liat berpasir. Benih terap ini tidak dapat mempertahankan viabilitasnya dalam jangka waktu yang panjang. Semai kemudian dipindahtanamkan ke dalam wadah setelah daun pertamanya menjadi dewasa. Karena benih dapat berkecambah dengan baik, dapat pula langsung dikecambahkan pada wadah. Kecambah tumbuh sangat cepat dan siap ditanam di lapangan jika telah berumur sekitar 1 tahun. Jarak tanam di lapangan adalah 12-14 m, dan sebaiknya ditanam pada awal musim hujan. Percobaan perbanyakan terap dengan pencangkokan gagal memberikan hasil yang baik; cabang dapat berkalus 33-34 hari, tetapi gagal tumbuh akar. Terap dapat juga diperbanyak dengan tunas atau diokulasi pada 'gumihan' (A. elasticus) atau disambung-sanding (inarching) dengan sukun (A. altilis (Parkinson) Fosberg). | ||
PemeliharaanPenyiangan dan pengairan secara teratur pada awal 2 atau 3 kali musim kering dapat menjaga pertumbuhannya. Tanaman terap dipupuk dengan l00-200 g amonium sulfat segera setelah ditanam, dan menjelang akhir musim hujan. Masing-masing pohon yang sedang berbuah dipupuk dengan 0,5-1 kg pupuk lengkap dua kali setahun. Pemangkasan hendaknya dilakukan terbatas pada cabang-cabang yang telah mati. | ||
Hama dan PenyakitMenurut pengamatan tidak ada hama dan penyakit yang membahayakan, kecuali binatang dewasa dari lalat buah oriental (Dacus umbrosus) yang menyerang buah. Penyemprotan secara modern dapat sangat menurunkan kerusakan oleh lalat buah pada tanaman-tana,man lain, jadi mungkin juga efektif untuk terap ini. | ||
Panen dan Pasca PanenBuah terap matang biasa dipanen secara manual menggunakan pisau bengkok yang diikatkan di ujung galah bambu panjang. Untuk memanen buah yang bobotnya berat dan berada di ujung ranting kecil tentu banyak risikonya. Buah yang empuk itu harus benar-benar ditangkap agar tidak jatuh ke tanah, tetapi ternyata kebanyakan buah akan jatuh juga. Buah terap lalu dipilah-pilah dan segera diangkut ke pasar dalam keranjang bambu atau karung, sebab daya tahan buah matang pendek sekali. |