[ Kembali ke KATALOG ]


KAPRI
Family Fabaceae
Deskripsi
Botani dan morfologi Kapri adalah tanaman herba setahun berumur pendek yang memiliki daun berselang-seling dengan ujung daun majemuk termodifikasi menjadi sebuah sulur (tendril). Pola pertumbuhan tanaman berkisar dari tipe indeterminate (tak terbatas), menjalar dan merambat hingga bentuk semak atau kerdil determinate (terbatas). Tipe daunnya beragam, berkisar dari kultivar yang memiliki anak daun lebar hingga yang memiliki hampir semua daunnya berubah menjadi sulur; bentuk yang terakhir ini dikenal sebagai tipe tanpa daun. Kendali genetik terhadap berbagai sifat daun kapri telah dikenali dengan baik. Ketika berada dalam keadaan resesif homozigot, gen af (afila) menghasilkan tanaman tanpa anak daun dan banyak sulur. Gen tl menyebabkan tanaman dengan anak daun tambahan dan tanpa sulur, dan gen st menyebabkan daun penumpu kecil lir-simpul dan anak daun kecil. Tampilan gen ini dan gen yang lain dapat dimanipulasi secara genetik sehingga dapat dihasilkan variasi bentuk daun yang besar. Bentuk daun af dan afst mampu berdiri dengan lebih baik karena sulurnya saling membelit antartanaman sehingga menghasilkan topangan yang saling mengokohkan. Kultivar tanpa daun juga tampaknya kurang terpengaruh oleh serangga dan penyakit karena memiliki kondisi kering yang lebih baik di dalam kanopi daun. Namun, meningkatnya daun kecil atau bentuk tanpa daun umumnya kurang produktif sebagai akibat rendahnya indeks luas daun. Kultivar afila menghasilkan lebih sedikit polong berwarna muda ketimbang kultivar berdaun lebat karena penetrasi cahaya yang lebih besar ke dalam kanopi daun. Permukaan daun memiliki lapisan kutikula berlilin yang nyata, dan kisaran warna yang sangat lebar, mulai dari hijau kekuningan hingga hijau biru gelap. Batang ramping, persegi, biasanya tunggal, dan berongga, kecuali dekat pangkal. Beberapa jenis tumbuh tegak, tetapi umumnya tidak dapat menopang diri sendiri, dan percabangannya pun biasanya terbatas. Akar tunggang tanaman ini dapat mencapai kedalaman 80 cm. Namun, sistem perakarannya, sekalipun memiliki banyak akar lateral, tidak berkembang luas. Asosiasi simbiotik dengan spesies Rhiaobium biasanya menguntungkan. Bunga, berkelamin ganda (hemafrodit), tumbuh pada ketiak daun, biasanya benwarna putih, tetapi dapat juga merah jambu, ungu, atau warna campuran; bunga kapri bijian biasanya ungu. Bunga biasanya menyerbuk sendiri sebelum membuka sempurna sehingga frekuensi penyerbukan silangnya sangat rendah. Kultivar umur-sangat-genjah menghasilkan bunga setelah terbentuk lima atau enam buku. Beberapa kultivar umur-dalam berbunga setelah memiliki 15 buku atau lebih. Jumlah buku yang tidak menghasilkan bunga merupakan sifat kultivar yang agak konsisten. Bunga terinisiasi secara berurutan, dimulai pada buku pembungaan terbawah dan meningkat bersamaan dengan perkembangan buku. Jumlah polong per buku dikendalikan secara genetik, tetapi dipengaruhi juga oleh lingkungan; dengan demikian, cekaman terhadap tanaman dapat menurunkan jumlah buku. Kultivar umur-genjah menghasilkan rata-rata satu hingga dua polong per buku; kultivar umur-dalam menghasilkan polong lebih banyak, rata-rata lebih dari dua polong per buku. Beberapa kultivar determinate memiliki sifat jasciated (bunga ujung, pertumbuhan terbatas), yaitu bunga berkelompok pada ujung perbungaan, bukan pada buku. Perkembangan perbungaan ujung menghentikan pertumbuhan vegetatif lebih lanjut. Polong adalah buah dehiscent (dapat pecah dan menebarkan biji) dengan dua sisinya terbentuk dari daun buah (karpel) bunga. Biji melekat berselang-seling pada sisi pertautan daun buah. Dinding polong kapri sayuran dan kapri bijian memiliki lapisan lir-kertas (parchment) keras yang mengandung beberapa lapisan sel,yang berlignin. Dinding polong kultivar kapri manis dan kapri manis getas tidak membentuk lapisan sel berlignin. Ukuran polong dan jumlah biji adalah sifat kultivar yang tetap, tetapi ukuran polong dan jumlah biji ini beragam menurut kultivar. Biji kapri adalah buah buni (beri) yang mengandung dua kotiledon besar yang melingkupi embrio, dan terbungkus oleh kulit biji (testa
Manfaat
Selain digunakan segar, kapri juga dibekukan, dikalengkan, dan dikeringkan. Pembekuan lebih umum pada pengolahan kultivar biji keriput, sedangkan pengalengan untuk pengolahan kultivar biji bundar. Namun, kultivar berbiji keriput juga makin banyak dikalengkan. Dahulu, pengolah menyukai kapri berwarna tua untuk pembekuan dan yang bewarna muda untuk pengalengan; kini, pembedaan ini kurang terlihat jelas. Untuk pengolahan, biji kecil lebih disukai. Umumnya, kapri kecil berdiameter biji 3,5-5 mm; biji sedang 5-7 mm; dan biji besar lebih dari 7 mm. Cara lain adalah menggunakan bobot per 1000 biji. Kapri dengan bobot 1000 biji kurang dari 150 g tergolong kecil, 150-250 g sedang, dan lebih dari 250 g besar. Ada anggapan bahwa kapri biji kecil lebih manis dan lebih empuk ketimbang biji besar. Dalam satu kultivar, biji besar biasanya lebih empuk ketimbang biji kecil, tetapi bila kultivarnya berbeda, ukuran ddak mencerminkan keempukan. Biji kapri kering dapat disegarkan kembali melalui perendaman, dan digunakan langsung atau diolah lebih lanjut melalui pengalengan.. Manakala diolah sebagai kacang kering, kulit bijinya dibua4g. Biji utuh atau terbelah banyak digunakan dalam sop, dan juga digiling menjadi produk tepung. Karena memiliki kandungan protein tinggi, asam amino yang seimbang, dan ketercernaannya tinggi, kapri bijian kering dalam jumlah besar digunakan juga sebagai pakan ternak.
Syarat Tumbuh
Suhu rata-rata optimum untuk pertumbuhan vegetatif tanaman kapri adalah 13-18°C; pada suhu di atas 29°C, pertumbuhan tanaman praktis terhenti. Tanaman ini sangat tanggap terhadap suhu, khususnya selama perkembangan vegetatif, dan walaupun merupakan sayuran iklim dingin, tanaman ini peka terhadap bunga es. Bunga dan polong lebih rentan terhadap kerusakan akibat bunga es ketimbang daun dan batang; tanaman muda lebih toleran terhadap suhu rendah. Suhu yang agak tinggi juga memperpendek waktu untuk berbunga, tetapi suhu di atas 30°C dapat menyebabkan aborsi bunga atau bakal buah. Fluktuasi suhu harian sedang biasanya meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pedoman Budidaya
Kapri ditanam pada berbagai tipe tanah, dari liat berpasir ringan hingga lempung liat berat. Kisaran pH yang dapat diterima adalah 6,0-7,5. Kekurangan mangan kadang-kadang terlihat pada pH tanah tinggi. Tanah yang berdrainase buruk dan padat sangat menghambat produktivitas tanaman, dan meningkatkan kerentanan tanaman terhadap penyakit akar. Rotasi tanaman membantu menurunkan beberapa penyakit busuk akar, dan tanaman kapri tidak boleh ditanam pada lahan yang sama lebih dari sekali setiap empat tahun. Di wilayah iklim sedang, kapri biasanya ditanam pada musim semi, atau pada akhir musim gugur, dan awal musim dingin, jika tidak terjadi bunga es berat. Kapri agak toleran terhadap bunga es ringan sebelum berbunga. Di daerah tropika dan subtropika, penanaman dilakukan di dataran tinggi, dan selama periode musiman ketika suhu agak dingin. Sebagian karena kemeruahannya, benih merupakan salah satu biaya produksi terbesar dalam produksi kapri. Benih berkualitas tinggi sangat diperlukan, khususnya jika penanaman dilakukan ketika suhu tanah rendah. Kualitas benih dapat dievaluasi dengan mengukur konduktivitas listrik air rendaman benih. Meningkatnya konduktivitas larutan disebabkan oleh bocoran dari benih. Makin tinggi konduktivitas, makin besar penurunan kualitas benih. Perkecambahan dapat terjadi pada kisaran suhu tanah yang lebar, dan terbaik pada suhu 20°C. Pada suhu lebih tinggi dari 25°C, persentase perkecambahan berkurang. Benih dapat diberi fungisida dan insektisida untuk meminimumkan kerusakan akibat penyakit dan serangga selama kemunculan dan pertumbuhan kecambah.
Pemeliharaan
--
Hama dan Penyakit
Penyakit Busuk akar aphanomyces (Aphanomyces euteiches), Antraknosa (Colletotrichum pisi), Kompleka hawar ascochyta (Ascochyta pisi, A. pinodella, Mycosphaerella pinodes), Hawar bakteri (Pseudomonas syringae pv. Pisi), Busuk akar hitam (Thielaviopsis basicola), Botritis (Botrytis cinerea), Embun jelaga (Peronospora pisi, P. viciae), Layu fusarium, dan layu dekat (Fusarium oxysporum f. pisi, ras lain F. oxysporum), Busuk akar fusarium (Fusarium solani f. sp. Pisi), Bercak daun dan polong (Phoma medicaginis var. pinodella), Embun tepung (Erysiphe polygoni, Erysiphe spp. Lain), Busuk akar pythium (Pythium ultimum, Pythium spp. Lain), Karat (Uromyces pisi, U. fabae, U. trifolii), Sklerotinia (Sclerotinia sclerotiorum), Hawar septoria (Septoria pisi) Virus (sebagian besar ditularkan oleh aphid) -Virus menggulung daun buncis -Virus mosaik kuning buncis (bean yellow mosaic virus - BYMV), strain kapri -Virus mosaik enasi kapri -Virus lurik kapri -Virus kerdil kapri -Virus tular benih kapri -Virus coklat awal kapri -Virus mosaik kapri umum -Virus mosaik mentimun (cucumber mosaic virus - CMV) Serangga Ulat pemotong (Agrotis segetum, A. exclamationis, Noctua pronuba) Apid kapri (Acyrthosiphon pisum, Macrosiphum pisi) Ulat pelubang kapri (Heliothes spp.) Ulat pelubang daun kapri (Liriomyza huidobrensis, Liriomyza spp. lain, Phytomyza spp., dan Agromyza spp. Nyamuk kapri (Contarinia pisi) Ngengat kapri (Cydia nigricana) Kumbang weevil kapri (Sitona lineatus, Bruchus pisorum) Trip (Thrips sngusticeps, Kakothrips pisivorus, K.robustus) Nematoda (Lesio Pratylendrus spp.) Kista kapri (Heterodera spp.) Bengkak akar (Meloidogyne spp.) Bercak basah (hati berongga) adalah gangguan fisiologis yang terjadi pada tanaman yang kekurangan mangan; pH tanah tinggi dapat membatasi ketersediaan mangan. Gulma Tanaman kapri adalah pesaing buruk untuk berbagai spesies gulma, kecuali jika diberikan kesempatan untuk tumbuh terlebih dahulu; karena itu, pembersihan atau pengendalian gulma diperlukan untuk memperoleh hasil yang baik. Untuk menghindari kebergantungan terhadap penyiangan mekanis atau dengan tangan pada pertanaman yang rapat, beberapa herbisida biasa digunakan secara selektif. Pemilihan herbisida perlu memperhatikan juga tanaman yang akan ditanam setelah kapri. Pergiliran tanaman juga merupakan komponen penting dalam pengendalian gulma.
Panen dan Pasca Panen
Saat panen optimum adalah ketika polong telah terisi sempurna, tetapi biji masih empuk dan muda. Ketika matang, biji menjadi keras, kulit biji menebal dan liat, dan gula berubah menjadi pati. Kapri matang dengan cepat selama suhu tinggi, dan berada pada kualitas optimum hanya selama satu atau dua hari. Karena itu, pemilihan kultivar dan saat tanam yang tepat sangatlah penting untuk memperkirakan periode panen dan untuk mencapai hasil dan kualitas tinggi. Untuk memperpanjang masa produksi, ditanam kultivar dengan periode matang yang berbeda-beda. Pada sebagian besar produksi segar, dilakukan panen beberapa kali dengan tangan pada saat polong sudah tumbuh. Walaupun padat-karya, panen dengan tangan dapat meminimumkan kerusakan fisik dan membantu mempertahankan kualitas lebih lama. Selama pemasaran, biji kapri dibiarkan dalam polongnya dan baru dikeluarkan pada saat akan dimasak dan disantap. Setelah dikeluarkan dari polong, umur pascapanen bijinya menurun dengan cepat. Mesin, banyak yang beroperasi secara mandiri, digunakan untuk panen kapri untuk pengolahan. Mesin ini memisahkan polong dari batang, dan selanjutnya memisahkan biji dari polong. Biji kapri dikumpulkan, seraya polong dan batang tanaman dibuang. Pada situasi tertentu, batang dipanen dengan mesin atau dengan tangan, dibawa ke mesin perontok yang tidak berpindah untuk memisahkan biji dari polongnya. Agar peralatan panen ini berfungsi efektif, tanaman harus memiliki pola pertumbuhan determinate, batang tegak pendek, dan polong terpusat dekat pucuk tanaman. Mesin panen berfungsi lebih efektif jika tanaman berdaun sedikit; ini adalah keuntungan kultivar tipe tanpa daun. Panen dengan mesin yang dilakukan sekaligus atau hanya satu kali dapat menyebabkan sebagian biji kapri yang dipanen itu terlalu matang dan sebagian lagi masih terlalu muda. Hal ini lebih merupakan masalah pada kapri untuk pengolahan ketimbang kapri segar. Biji kapri dengan tingkat kematangan yang berbeda dalam satu kultivar umumnya dipisahkan berdasarkan ukuran. Karena biji kapri kupasan memiliki perbedaan gravitasi spesifik, biji ini dapat dipisahkan dengan mengapungkan dalam larutan garam pada konsentrasi yang berbeda. Karena pertumbuhan biji kapri meningkat dengan cepat dalam waktu singkat, sangatlah penting menyeragamkan hasil pada tingkat pertumbuhan biji yang dapat dikenali; kematangan dalam hal ini berarti kualitas laik-santap. Kualitas laik-santap biasanya ditentukan secara objektif dengan menggunakan tenderometer. Alat ini mengukur ketahanan contoh kapri terhadap tekanan penggerusan; kapri yang lebih tahan berarti kurang empuk. Pembacaan tenderometer, ketika disesuaikan dengan suhu, berkorelasi baik dengan kualitas laik-santap, yang ditentukan berdasarkan kemanisan, keempukan, dan kandungan pati. Jumlah bahan tak-larut-alkohol dalam biji adalah metode lain untuk mengukur kualitas. Kultivar kapri dengan polong yang dapat dimakan dan kultivar kapri getas tidak dipanen dengan mesin. Panen dengan tangan kadang-kadang dilakukan setiap hari untuk menghindari polong tertalu matang. Fase panen yang tepat adalah ketika polong telah mencapai ukuran penuh, tetapi pertumbuhan biji belum tampak. Untuk kapri getas, biji sedikit lebih bertumbuh tetapi masih muda. Panen tanaman kapri indeterminate dengan polong laik-santap dapat berlangsung selama beberapa minggu, dan panen berkala merangsang pembungaan tambahan. Panen kapri bijian ditunda selama mungkin untuk memungkinkan polong yang terbentuk belakangan mencapai matang. Penundaan panen dapat berakibat biji terserak. Senyawa pengering daun kadang-kadang digunakan untuk memudahkan panen. Panen yang terlalu cepat dapat mengkompromikan hasil dan juga memerlukan lebih banyak wakta dan energi untuk pengeringan buatan. Kandungan lengas benih sekitar 40% merupakan petunjuk saat panen. Dalam kondisi kering sempurna, kandungan lengas biji kurang dari 15%.