EMBACANG | ||
Family | ANACARDIACEAE | |
DeskripsiKandungan Bagian buahnya yang dapat dimakan merupakan 75% dari keseluruhan buah, dan setiap 100 g berisi: 82 g air, 0,7 g protein, 0,6 g lemak, 16,4 g karbohidrat, 2,3 g serat, 0,5 g abu, 9 5 mg kalsium, 17 mg fosfor, 1,2 mg besi, 131 SI vitamin A, 0,06 mg tiamina, 0,1 mg riboflavin, 0.4 mg niasina, dan 93 mg vitamin C. Nilai energinya 277 kJ/100 g. Kayunya mudah dikerjakan, dan jika dipelitur akan berkilap. Kayu terasnya tahan lama untuk perabotan dalam rumah, tetapi mudah rusak jika berhubungan dengan tanah. Kayu gubalnya sangat rentan terhadap serangan rayap kayu kering. Botani Embacang berperawakan pohon yang tegak, selalu hijau, tingginya 12-35(--54) m, diameter batangnya 35-80(-100) cm, beranting segi empat dengan bekas-bekas daun yang jelas. Daunnya berbentuk jorong sampai lanset-lonjong, berukuran {(5-)15-43} cm x (2-11) cm, menjangat, tak berbulu, lembaran sebelah atas berwarna hijau tua; pangkal daun berbentuk pasak, pinggiran daun rata, ujung daun luncip, bermukro (mucronate) atau tumpul; tulang daun utama dan tulang-tulang lainnya jelas, peruratannya menjala, tangka.i daun panjangnya 1,5-5(-9) cm. Perbungaan bertipe malai di ujung ranting atau di ketiak daun, bergerombol di ujung ranting, panjangnya 10-25 cm, agak gundul; gagang bunga panjangnya mencapai 1 mm, bunganya berwarna putih atau putih-kusam, bergerombol 4-5 kuntum pada cabang-cabang sekunder, berbunga jantan saja atau bunga biseksual; braktea bersegi tiga; daun kelopak bercuping 4, cupingnya berbentuk lonjong-bundar telur, panjangnya 1,5-3 mm, tidak berbulu, tidak rontok; daun mahkota 4 helai, berbentuk lonjong-bundar telur, panjangnya 3-5 mm, tidak berbulu; cakramnya bercuping 4 dan berpapila; benang sari 5 utas, seutas fertil, lepas-lepas, panjangnya 2-3 mm; tangkai sari panjangnya 2-3 mm, tidak simetris. Buahnya bertipe buah batu yang bentuknya jorong sampai bulat teIur, berukuran (5-8) cm x (3-6) cm, bobotnya kirakira 40 g, mula-mula berwarna hijau kemudian berubah menjadi kekuning-kuningan; kulit buah lembut, tebalnya sampai 1,7 mm; daging buahnya sedikit berserat, berwarna putih, bergetah, rasa buah asam sampai sedikit manis. Batok bijinya berukuran (4,2-4,8) cm x (2,3-2,7) cm x (0,8-1,5) cm, berserat jarang-jarang. Bunga jantan dan bunga biseksual keduaduanya berada pada satu perbungaan. Buahnya dapat dipanen setelah 70 hari dari mulai bunga mekar penuh, dan matang dalam waktu 6 hari. | ||
ManfaatDi Filipina, buah muda embacang dimakan dalam keadaan segar, diolah menjadi asinan atau dicampur dengan sayuran. Di Indonesia, buahnya yang matang dimakan langsung atau dijadikan semacam selai; bijinya diberi garam dan ditumbuk menjadi tepung yang dapat dimakan. Kayunya digunakan untuk peralatan konstruksi umum dan perabotan kayu dalam rumah, tetapi sifatnya tidak terlalu tahan lama. | ||
Syarat TumbuhEmbacang terutama tumbuh di hutan primer dataran rendah di pedalaman, kadang-kadang di hutan pantai, jarang di atas 400 m dpl. Di Filipina, embacang ini tahan tumbuh di lahan yang musim hujan dan musim kemaraunya tegas pemisahannya, pada berbagai tipe tanah. | ||
Pedoman BudidayaEmbacang biasanya diperbanyak dengan benih, walaupun mudah juga diperbanyak dengan sambung celah, baik menggunakan semai mangga maupun M. altissima lagi sebagai batang bawah. Pohon sambungan M. altissima jauh lebih kecil perawakannya dan memiliki tajuk yang lebih rapat daripada pohon yang berasal dari semai. Berbeda dengan mangga, pembungaan pada M. altissima tak dapat dirangsang oleh penyemprotan kalium nitrat. | ||
Pemeliharaan-- | ||
Hama dan PenyakitHama yang khusus menyerang mangga seperti kutu daun loncat, pengebor ujung ranting, dan pengebor biji tampaknya tidak menyerang Embacang ini. | ||
Panen dan Pasca PanenBuahnya dapat dipanen setelah 70 hari dari mulai bunga mekar penuh, dan matang dalam waktu 6 hari. |