Minyak goreng yang dipakai berulang kali membuat peralatan masak yang terbuat dari besi terkikis dan bercampur dengan minyak. Inilah yang bisa merusak organ tubuh.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Nyoman Sutedja MPH mengatakan, mengonsumsi minyak goreng bekas (jelantah) secara terus menerus dapat meracuni organ ginjal dan jantung.

"Minyak yang dipakai berulang-ulang, menjadikan peralatan besi yang digunakan untuk menggoreng akan bercampur dengan minyak. Inilah yang sering meracuni ginjal dan jantung," jelasnya di Denpasar, Bali, hari ini.

Ia menyampaikan pernyataan itu menyusul semakin banyaknya pedagang makanan dan masyarakat umum di Bali yang menggunakan minyak jelantah dari hotel-hotel untuk memasak makanan.

"Memang minyak bekas gorengan hotel harganya jauh lebih murah, tetapi efeknya bagi kesehatan dalam jangka panjang sangat membahayakan," imbuhnya.

Kekhawatirannya ini terutama ditekankan pada anak-anak, karena umumnya mereka sangat menyukai gorengan.

Jika anak-anak sejak kecil terus menerus terpapar dengan racun dari minyak itu, otomatis saat dewasa akan menyebabkan produktivitasnya terganggu.

"Jika sampai mengalami gagal ginjal dan penyakit jantung (kardiovaskuler), itu berarti individu bersangkutan akan terbebani seumur hidupnya," ucapnya.

Beranjak dari kekhawatiran itulah Sutedja menganjurkan masyarakat lebih baik memasak makanan sendiri di rumah demi menjaga kualitas kebersihan dan kesehatan makanan.

"Di rumah pun jangan menggunakan minyak jelantah. Maksimal minyak goreng dapat digunakan memasak hanya sampai tiga kali," tutupnya.


Sumber: beritasatu.com