Tersebutlah seorang George Leasa (61) Mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Patimura, Ambon yang dideteksi menderita penyakit jantung. Sang isteri membawa George ke rumah sakit di kota Ambon. Hasil pemeriksaan dengan elektrokardiogram membuktikan ayah tiga anak itu positif menderita jantung koroner.

Akhirnya ia opname selama 10 hari sejak 31 Maret 2011. Untuk mengurangi keluhan, ia mengkonsumsi vitamin untuk jantung dan obat pengencer darah dan memperkuat otot jantung. Sayangnya keluhan tidak mereda, dan rasa sakit luar biasa tetap menjalar di sekitar dada.

Pada 10 April 2011 dokter merujuk George ke rumah sakit khusus jantung di Jakarta dan langsung menjalani kateterisasi. Hasilnya mengejutkan! Penyumbatan pembuluh darah jantung (arteri koronaria) di bagian kiri sebesar 100%! Dengan kondisi itu sebenarnya darah yang diperlukan untuk kehidupan jantung itu sendiri sebenarnya tidak mengalir! Terdapat juga plak yang menyumbat 2 titik pembuluh darah di bagian kanan jantung sebesar 70% dan 80%! Kasus seperti ini resikonya hanya satu: kematian!

Sang dokter menawarkan dua opsi untuk mengatasi penyakit perenggut nyawa kedua setelah kanker itu: pemasangan cincin atau terapi obat. Pemasangan satu cincin memerlukan biaya sekitar 25 juta – 35 juta. Padahal diperlukan tiga cincin untuk menopang pembuluh darah yang menyempit, agar darah yang diperlukan jantung membawa nutrisi dan oksigen kembali mengalir.

Akhirnya dokter menjadwalkan operasi akan dilakukan pada tanggal 4 Mei 2011. Namun karena George masih mengkonsumsi obat pengencer darah yang diberikan oleh dokter di Ambon, akibatnya operasi ditunda sepekan kemudian. Alasannya karena obat pengencer darah tersebut bisa memicu perdarahan hebat. Nah, selama menunggu jadwal operasi, Tuhan menunjukkan jalan untuk George.

 

Sumber: biologimediacentre.com/