Penyakit jantung merupakan ‘mesin pembunuh’ efektif, di Amerika Serikat saja hampir 1.5 juta orang meninggal karena sakit jantung setiap tahun.

Ahli fisiologi olahraga dan pakar kebugaran, Christopher Mohr, PhD, mengungkapkan penyakit jantung dapat dicegah dengan mengonsumsi asam lemak omega-3 dalam jumlah berimbang.

Kekurangan asupan asam lemak omega-3 dapat mengurangi fungsi-fungsi sel tubuh dan kesehatan secara umum. Asam lemak omega-3, yang termasuk golongan asam lemak esensial (EFA), tidak dapat diproduksi tubuh, sehingga harus diperoleh dari asupan makanan.

Dari sekian banyak jenis EFA yang dibutuhkan, yang paling sering disorot adalah asam lemak tak jenuh atau polyunsaturated fatty acids (PUFA). Asam lemak tak jenuh ganda ini dikenal sangat bermanfaat bagi proses kecerdasan, penglihatan, dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, juga dapat membantu mengatasi masalah aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dan penyakit jantung koroner.

Omega-3 dan omega-6 adalah dua jenis asam lemak tak jenuh ganda yang harus dikonsumsi dalam diet sehari-hari. Sumber terbaik dari omega-3 adalah minyak ikan, biji flax atau pun walnut. Sedangkan omega-6 dapat diperoleh dari telur, daging minyak tumbuhan, margarin, jagung dan bunga matahari.

"Omega-3 sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan fungsi sel-sel tubuh," kata Mohr dalam acara peluncuran produk Nordic Naturals di Jakarta, Kamis (29/9).

Mohr lebih lanjut mengungkapkan, sumber omega-3 dibagi tiga, yaitu EPA (asam eikosapentanoat), DHA (asam dokosaheksanoat) dan ALA (Asam Ala Linoleat).

EPA dan DHA bisa ditemukan dalam tubuh ikan di perairan dingin seperti ikan hering, tuna, sardin sedangkan ALA ditemukan dalam biji minyak flax atau minyak nabati.

EPA bermanfaat untuk jantung dalam menjaga kadar normal dalam darah, menjaga kesehatan pembuluh darah dan meningkatkan fungsi jantung lebih bagus seiring bertambahnya usia. Sendi dalam mendukung kelenturan sendi, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sel yang sehat.

Sementara DHA berfungsi untuk otak dalam memperbaik suasana hati, mendukung sistem saraf yang sehat, memperkuat ingatan dan memperlambat penurunan penglihatan karena tua.

Menurut University of Maryland Medical Center, asam lemak omega-3 dapat membantu orang yang memiliki kondisi kesehatan, atau yang berisiko lebih besar terkena berbagai penyakit, seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke, kanker payudara, usus besar atau prostat, diabetes, rheumatoid arthritis, Lupus, osteoporosis, kondisi kesehatan mental seperti depresi, gangguan bipolar atau skizofrenia, penurunan konsentrasi dan gangguan hiperaktivitas (ADHD), degenerasi makula mata.

Sayangnya, saat ini kebanyakan orang di dunia kelebihan omega-6, tetapi justru kekurangan omega-3. Padahal, kelebihan omega-6 justru dapat merugikan karena meningkatkan risiko beragam penyakit. Sumber omega-6 antara lain dari makanan olahan, seperti kentang goreng, sosis, ayam goreng dan ragam makanan siap saji lainnya.

Mohr menyatakan bahwa kelebihan omega-6 dalam tubuh tidak terlepas dari perubahan pola makan dan diet di masyarakat. Dia menekankan pentingnya menjaga supaya kadar omega-3 dalam tubuh lebih tinggi dibandingkan omega-6 menjadi sangat penting bagi kesehatan secara umum.

Upaya itu dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan makanan yang tinggi kadar omega-3, atau pun dengan cara mengonsumsi suplemen minyak ikan.

Masyarakat Internasional untuk penelitian Asam Lemak dan Lipid (ISSFAL) menganjurkan asupan 500 mg asam lemak omega-3 setiap hari. Sedangkan Asosiasi Jantung Amerika Serikat merekomendasikan 500 hingga 1000 mg asupan omega-3 setiap hari.

Meskipun demikian, Mohr menandaskan masyarakat untuk menjalankan gaya hidup sehat dengan olah-raga teratur, memakan makanan sehat dan mengasup suplemen makanan yang berkualitas.

Sumber: metrotvnews.com