Obesitas memang menjadi akar dari segala masalah. Kecenderungan anak-anak yang obesitas juga memunculkan masalah ikutan yang serius, misalnya hipertensi alias tekanan darah tinggi.
Tak hanya pada anak-anak, hipertensi juga bisa terjadi pada bayi. Khusus pada bati, hipertensi disebabkan oleh kelahiran prematur atau adanya masalah pada jantung atau ginjalnya.
Tekanan darah tinggi yang terjadi pada anak-anak atau remaja umumnya tidak memiliki masalah dengan kesehatan lainnya. Tapi jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, otak, ginjal dan mata. Jika kondisi ini dapat terdeteksi sejak awal, maka anak tetap bisa memiliki kehidupan yang normal dan aktif, demikian dilansir KidsHealth.
Umunya anak-anak yang memiliki hipertensi disebabkan oleh adanya riwayat hipertensi di keluarganya, gaya hidup tidak sehat, pola makan buruk, kelebihan berat badan, stres dan kurang aktivitas fisik.
Bila seseorang memiliki tekanan darah tinggi, maka jantung dan pembuluh darah memiliki beban kerja yang jauh lebih berat. Jantung harus memompa lebih keras dan arteri menjadi jauh lebih tertekan saat harus membawa darah.
Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, maka jantung dan pembuluh darah mungkin tidak bisa lagi bekerja secara optimal. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi organ lain yang menerima asupan darah dari jantung.
Meski demikian umumnya hipertensi tidak selalu menimbulkan gejala. Tapi jika kondisi hipertensinya sudah berat, bisa saja timbul sakit kepala, perubahan penglihatan, pusing, mimisan, jantung berdebar-debar dan mual.
Tekanan darah yang normal tergantung dari jenis kelamin, usia dan tinggi badan si anak. Pada anak-anak disebut mengalami hipertensi jika tekanan darahnya lebih tinggi 95 persentil untuk usia, tinggi dan jenis kelaminnya. Dengan kata lain tekanan darahnya 95 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak lain pada usia, tinggi dan jenis kelamin yang sama.
Anak-anak yang diukur tekanan darahnya cenderung akan merasa gugup, sehingga dokter sering kali mengukur sebanyak tiga kali dan menggunakan angka di rata-ratanya untuk menentukan apakah seorang anak memiliki hipertensi atau berisiko mengembangkan kondisi tersebut.
Jika hipertensi yang terjadi pada anak-anak akibat penyakit tertentu, maka dengan mengobati penyakit tersebut tekanan darah normal akan bisa didapatkan kembali.
Namun jika tidak ada penyakit yang mendasari, maka dokter akan merekomendasikan untuk mengurangi berat badan, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, mengurangi asupan garam, meningkatkan aktivitas fisk, mempelajari teknik-teknik relaksasi serta menghindari anak dari asap rokok.
Sebagian besar dokter memilih untuk tidak memberikan resep obat bagi anak-anak yang memiliki hipertensi ringan. Namun jika perubahan gaya hidup ini tidak memberikan perbaikan dan kondisinya semakin parah, maka pemberian resep obat mungkin diperlukan.
Karena itu tak ada salahnya bagi para orangtua untuk selalu meminta dokter mengukur tekanan darah anaknya pada saat konsultasi atau pemeriksaan rutin lainnya, terutama bagi anak yang mengalami obesitas.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Orangtua sebaiknya mengatur pola makan yang sehat dan seimbang bagi anak untuk menghindari terjadinya obesitas.
Sumber: metrotvnews.com