Ada perbedaan dalam pengaturan diet bagi penderita gagal ginjal kronik yaitu bagi penderita stadium awal, penderita stadium lanjut, penderita hemodialisis, peritoneal dialisis dan cangkok ginjal.
Perihal diet penderita penyakit ginjal kronik sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter spesialis gizi klinis.
Membatasi asupan protein
Asupan protein diperlukan tapi perlu dibatasi jumlahnya. Jenis protein yang dikonsumsi baiknya protein yang berkualitas tinggi (yaitu protein hewani) dan dibatasi. Sumber protein hewani misalnya: daging tanpa lemak, susu dan telur.
Membatasi asupan garam
Penderita penyakit ginjal kronik perlu membatasi asupan garam, yaitu kurang dari 2 gram per hari, tujuannya agar tidak memperberat hipertensi dan memperberat gejala sembab akibat penumpukan natrium dan cairan.
Asupan cairan (minum) tetap diperlukan, 1-2 liter/hari dan tidak boleh berlebihan.
Natrium (Sodium), selain didapat dari garam dapur juga perlu diwaspadai terkandung di dalam:
- berbagai makanan yang diawetkan, dikalengkan atau diasin, seperti: telor asin, ikan asin, dendeng, abon dan sarden.
- berbagai makanan yang mengandung MSG (vetsin) seperti bumbu kaldu, kecap asin.
- juga berbagai makanan yang bergaram tinggi: kecap manis, saus sambal dan saus tomat.
Membatasi asupan kalium (’Potassium’)
Kondisi kadar kalium tinggi bisa mengganggu aktifitas listik otot jantung, menimbulkan keluhan berdebar-debar bahkan henti jantung.
Asupan kalium dari makanan perlu dibatasi untuk mencegah kadar kalium tinggi, pilihkan makanan yang kandungan kaliumnya lebih rendah, seperti: apel, cabe, wortel, anggur, strawberry.
Kurangi makanan yang mengandung banyak kalium seperti: pisang, jeruk, kentang, bayam, tomat, kacang-kancangan.
Membatasi asupan fosfor
Untuk mencegah keropos tulang, asupan fosfor harus dibatasi sebesar 800-1000 mg/hari.
Bahan makanan yang banyak mengandung fosfor, misalnya: daging, telur, kacang-kacangan, cola dan ‘dairy product’ seperti keju.
Makanan Suplemen
Pada umumnya penderita penyakit ginjal kronik akan cukup sulit untuk mendapatkan asupan makanan dengan jumlah kalori yang cukup serta komposisi gizi yang seimbang sehingga penderita bisa mengkonsumsi suplemen dalam bentuk makanan.
Sumber: familiamedika.net