Kanker payudara dapat menyerang siapa saja, terutama kaum perempuan. Di Asia sebenarnya insiden kanker payudara masih rendah: 20 kasus baru di antara 100.000 penduduk. Adapun di Amerika Serikat dan negara maju jauhn lebih tinggi yaitu 100 kasus baru per 100.000 penduduk dan sekitar 40.000 akan meminggal akibat penyakit ini (Kardinah, Kompas 13 November 2005). Sementara itu di Indonesia, penyakit kanker payudara belum secara luas dimengerti oleh masyarakat. Pun mengenai cara pencegahan melalui deteksi dini yang bisa dilakukan oleh diri sendiri. Publikasi dan kampanye mengenai pencegahan dini terhadap serangan kanker payudara juga sangat minim, apalagi di kalangan masyarakat menengah ke bawah yang banyak terpapar berbagai bahan yang memungkinkan sebagai pemicu kanker payudara.
Dr. Kardinah, Sp.Rad, radiologist Rumah Sakit Kanker Dharmais yang juga aktif di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) mengatakan bahwa akhir-akhir ini penderita kanker payudara tidak lagi didominasi oleh perempuan usia 40 tahun ke atas, namun ada kecenderungan menyerang perempuan di usia lebih muda bahkan 20-an tahun. Informasi ini tentu saja perlu menjadi perhatian berbagai pihak, khususnya kaum perempuan, untuk mengenali dan berusaha mengantisipasi kemungkinan serangannya sedini mungkin, mengingat kanker payudara adalah penyakit yang berbahaya dan mematikan. Minimnya informasi dan upaya publikasi mengenai antisipasi dini serangan kanker payudara dan bagaimana merujuk penderita mulai dari layanan kesehatan paling bawah sampai ke rumah sakit khusus yang menangani kanker belum terkelola dengan baik. Kondisi ini cukup menyulitkan untuk penanganan secara cepat dan penemuan kasus kanker stadium dini. Mengenai hal ini, dr Kardinah mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang datang berobat ke RS Dharmais telah menderita kanker pada stadium lanjut, sehingga harapan sembuh atau harapan hidup mereka semakin kecil.
Persoalan-persoalan di atas menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan dalam penangananan penyakit kanker payudara sungguh memprihatinkan. Apalagi serangan penyakit ini sebagian besar mengarah kepada kaum perempuan yang lingkungan kehidupannya saat ini dipenuhi oleh bahan-bahan yang kemungkinan dapat memicu kanker payudara seperti makanan dengan kandungan bahan kimia atau zat-zat aditif yang berbahaya dan penggunaan alat KB hormonal yang tidak terkontrol dengan baik.
Merespon berbagai persoalan tersebut, Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) dan Yappika bekerjasama melaksanakan program penelitian mengenai deteksi dini kanker payudara dara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan para bidan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kanker payudara dan membekali mereka dengan pengetahuan tentang deteksi dini kanker yang dapat dilakukan sendiri, melatih para bidan agar terampil melakukan pemeriksaan kesehatan payudara melalui deteksi dini, memperoleh data kecenderungan kanker payudara di daerah target penelitian, sebagai langkah awal untuk mencoba membuat sistem rujukan penyakit kanker payudara serta mengkampanyekan hak pelayanan publik di bidang kesehatan yang berkualitas yang seharusnya diterima oleh masyarakat.
Program ini dilakukan secara terpadu antara kegiatan penyuluhan mengenai kanker payudara, deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan manual yang dilakukan oleh para bidan yang sebelumnya telah dilatih oleh dokter spesialis kanker, verifikasi hasil pemeriksaan dengan mammografi serta koleksi data melalui kuesioner bagi para peserta yang di periksa. Seluruh proses beraa di bawah pengawasan dokter ahli kanker dan deteksi dini dari YKPJ RS Dharmais. Target masyarakat dalam program ini adalah kaum perempuan usia 40 – 55 tahun sebanyak 1500 orang dari golongan menengah ke bawah. Kecamatan Koja Jakarta Utara menjadi wilayah penelitian ini. Sementara itu pengorganisasian masyarakat dilakukan oleh beberapa orang relawan Yappika yang sudah cukup terlatih dalam melakukan pengorganisasian serta telah memperoleh pelatihan khusus mengenai kanker payudara dan berbagai isu hak dasar di bidang pelayanan publik.
Pembelajaran yang ingin diperoleh dari program berdurasi 1,5 tahun ini adalah bagaimana mengurangi resiko kanker stadium lanjut melalui deteksi dini kanker payudara dengan pelibatan masyarakat, bagaimana kesukarelawanan semakin kuat menyebar di masyarakat sehingga mampu memperkuat sistem yang telah dibangun serta bagaimana melakukan komunikasi yang efektif dan kreatif dengan masyarakat mengenai kanker payudara dan hak-hak di bidang pelayanan publik. Seperti diungkapkan oleh Sri Indiyastuti, Humas Yappika, bahwa untuk mendorong sebuah pelayanan publik --misalnya di bidang kesehatan-- yang berkualitas, masyarakat harus memiliki banyak informasi dan aktif terlibat sehingga mereka mampu melakukan pencegahan sejak dini dan berani mempertanyakan atau menegur ketika terjadi tindakan-tindakan yang merugikannya. Semoga!
Dikeluarkan oleh:
Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ)
YKPJ adalah organisasi non profit yang bergerak dalam kampanye deteksi dini kanker payudara guna menurunkan faktor resiko serangan kanker, khususnya bagi kaum perempuan. Yayasan yang berada di bawah RS Dharmais ini didukung oleh sebuah unit mobil mammografi yang dapat secara langsung mengunjungi komunitas-komunitas masyarakat di Jabodetabek untuk mendukung kampanye deteksi dini.
Yappika
Adalah organisasi non profit yang saat ini bergiat untuk mengkampanyekan hak pelayanan publik yang adil dan berkualitas, dan menjadi bagian dari jaringan Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (MP3) melakukan advokasi terhadap RUU Pelayanan Publik agar RUU tersebut dibuat berdasarkan paradigma jaminan pemenuhan hak-hak dasar bagi setiap warga negara.
Contact Person:
1. dr Kardinah. Sp.Rad (YKPJ) – 08128586820
2. Sri Indiyastuti (Tuti) (Yappika) - 08179286252
Sumber : yappika.or.id
- Natur Indonersia -
Menyembuhkan Kanker, Tumor, Kista dan Sel-sel Ganas Lainnya | |
| Keladi Tikus : memperbaiki sistem pertahanan tubuh sehingga sistem pertahanan mampu menghancurkan sel-sel kanker, menghambat pertumbuhan sel kanker termasuk melawan duplikasi sel ganas, mereduksi radikal bebas penyebab kanker, dan menghambat akibat buruk dari kemoterapi (rambut rontok, mual dsb). Saran: Konsumsi – Minum Keladi Tikus Segar (Jus Keladi Tikus) telah terbukti lebih efektif dibandingkan dengan semua produk hasil olahannya (extrak maupun plus). Untuk itu usahakan Anda membuat Jus Keladi Tikus sendiri. Karena lebih manjur dan tidak perlu mengeluarkan biaya (sebenarnya mudah didapatkan di banyak tempat yang tumbuh liar). Minumlah kapsul keladi tikus hanya bila tidak sempat membuat jus-nya saja. Selain itu keladi tikus tidak bisa dibuat jamu godog karena efektifitasnya akan turun drastic (hilang). Anda juga bisa budidaya sendiri dengan mudah |