User Rating: 0 / 5

Star inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactive
 

Hepatosellularcarcinoma (HCC) atau bentuk paling umum dari kanker hati masuk dalam kelompok penyakit kanker yang paling sering ditemukan, nomer enam di seluruh Indonesia dan dunia. Penyakit ini serng tidak terdiagnosa di awal karena tidak memberikan gejala sebelumnya. Sekitar 90% tumor hati ganas primer yang diderita orang dewasa berasal dari HCC.

Sirosis adalah factor terbesar penyebab kanker hati. Kasus HCC yang diawali sirosis mencapai 80-90%. Sementara sirosis sendiri berawal dari infeksi hepatitis B kronis. Penyakit penyebab kematian akibat kanker nomer 3 ini memiliki beragam jenis pengobatan.

Dijelaskan hepatolog Prof. Dr. Ali Sulaiman dari FKUI/RSCM kepada media beberapa waktu lalu di Jakarta, pengobatan dilakukan sesuai stadium kanker. Di Indonesia, tindakan operasi dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar menyembuhkan penyakit kanker atau transplantasi hati. Namun hanya 15% di antaranya yang dinyatakan sembuh total. Transplantasi hati bahkan tidak bisa dilakukan di Indonesia.

Kemoterapi dari berbagai jenis, menurut Ali, juga diberikan untuk mengatasi kanker hati. Namun semuanya bersifat toksik. Selain itu ada terapi hormone dan terapi target (targeted therapy). Sorafenib adalah satu-satunya terapi target yang menjadi standar dalam HCC stadium lanjut. “Obat ini menjadi satu-satunta yang secara signifikan memperpanjang angka harapan hidup pasien HCC,” jelas Ali.

Terapi target biasanya memiliki sasaran satu molecular entah pada kanker hati maupun kanker lainnya. Namun sorafenib untuk kanker hati memiliki target molekular ganda. Tak hanya menghambat proliferasi sel kanker tapi juga sebagai antiangiogenesis.

Studi untuk melihat kemampuan sorafenib memperpanjang angka kelangsungan hidup adalah studi SHARP Fase III. Dalam studi ini ada 602 pasien HCC dari Amerika Serikat, Eropa dan Australia/New Zealand yang dilibatkan. Nilai objektif yang dinilai adalah angka kelangsungan hidup keseluruhan, waktu perkembangan tumor, waktu perkembangan simptomatik dan keamanan.

Hasil studi menunjukkan, sorafenib secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup sebesar 44% dangan rata-rata 46,3 minggu atau setara dengan 10,7 bulan dibandingkan placebo yang memiliki angka kelangsungan hidup 34,4 minggu atau 7,9 bulan. Sorafenib juga secara signifikan meningkatkan waktu perkembangan tumor pada pasien sebesar 73%.

Pada populasi Asia Pasifik, melalui studi fase III Asia Pacific Study, angka kelangusngan hidup dengan sorafenib mencapai 47,3% dan menunda perkembangan kanker hati hingga 74%. Dalam studi ini ada 226 penderita HCC di wilayah Asia Pasifik yang dilibatkan. Dari sisi keamanan , tidak ada perbedaan antara sorafenib dengan placebo. Efek samping yang sering dilaporkan dengan penggunaan sorafenib adalah diare dan sindrom mulut dan kaki.

Terapi tepat hanya akan terjadi bila diawali dengan diagnosa yang tepat pula. Dalam perkembangan diagnosa HCC kini ditemukan gadoxetic acid sodium sebagai satu-satunya media kontras yang tersedia untuk mendiagnosa kanker hati. Gadoxetic acid sodium dapat menghasilkan pencitraan secara lebih jelas pada lesi terkecil pada hati. Hal ini karena zat ini bisa meningkatklan hasil pemeriksaan pada 3 parameter terpenting dari 9 parameter yang harus dimiliki media kontras agar bisa mendiagnosa kaner hati. Ketiga parameter diamksud adalah pendeteksian (mengidentifikasi susuatu yang berbeda dari jaringan hati lainnya), klasifikasi (menentukan apakah tumor termasuk ganas atau jinak), dan karakterisasi (kemempuan menentukan tipe lesi)

 

Sumber : majalah-farmacia.com (yang ditulis oleh Andra)

- Natur Indonesia -

Menyembuhkan Kanker, Tumor, Kista dan Sel-sel Ganas Lainnya
keladi tikus

Keladi Tikus : memperbaiki sistem pertahanan tubuh sehingga sistem pertahanan mampu menghancurkan sel-sel kanker, menghambat pertumbuhan sel kanker termasuk melawan duplikasi sel ganas, mereduksi radikal bebas penyebab kanker, dan menghambat akibat buruk dari kemoterapi (rambut rontok, mual dsb).

Saran: Konsumsi – Minum Keladi Tikus Segar (Jus Keladi Tikus) telah terbukti lebih efektif dibandingkan dengan semua produk hasil olahannya (extrak maupun plus). Untuk itu usahakan Anda membuat Jus Keladi Tikus sendiri. Karena lebih manjur dan tidak perlu mengeluarkan biaya (sebenarnya mudah didapatkan di banyak tempat yang tumbuh liar). Minumlah kapsul keladi tikus hanya bila tidak sempat membuat jus-nya saja. Selain itu keladi tikus tidak bisa dibuat jamu godog karena efektifitasnya akan turun drastic (hilang). Anda juga bisa budidaya sendiri dengan mudah