Harapan penyembuhan baru datang bagi penderita kanker. Sebuah studi teranyar menunjukkan bahwa Salmonella hasil rekayasa genetika dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker. Studi ini dipublikasikan dalam edisi minggu ini mBio, jurnal ilmiah online yang dikelola American Society for Microbiology.
"Penelitian ini berjalan secara signifikan dalam mengembangkan beberapa strategi yang akan membantu secara keseluruhan tentang penggunaan Salmonella sebagai bagian dari terapi kanker," kata Roy Curtiss III, direktur Center for Microbial Genetic Engineering dan pimpinan Biodesign Institute di Arizona State University. Ia mengaku telah lama tertarik dalam menggunakan mikroba rekayasa genetika untuk menargetkan dan menghancurkan sel-sel dalam tumor padat.
Selama bertahun-tahun, para peneliti telah mengetahui bahwa strain bakteri tertentu, termasuk Salmonella enterica, dapat membunuh sel kanker. Khususnya Salmonella enterica Serovar Typhimurium, telah terbukti tidak hanya 'mengganggu' pertumbuhan tumor padat, tetapi juga menunjukkan efek antitumor intrinsik.
Namun, untuk menggunakan Salmonella sebagai senjata melawan kanker pada manusia, peneliti harus menemukan keseimbangan yang memungkinkan untuk membunuh kanker dan aman bagi pasien. Bakteri umumnya dikenal sebagai penyebab keracunan makanan yang parah, dapat menyebabkan sepsis dan kematian pada manusia.
Dalam studi baru, para peneliti berfokus pada memodifikasi struktur lipopolisakarida (LPS) dari strain Salmonella untuk membuat kuman yang kurang beracun. LPS, yang ditemukan di membran luar bakteri, merupakan salah satu pemicu utama sepsis, infeksi yang mengancam jiwa.
Para peneliti menggunakan rekayasa genetika untuk menghapus gen yang terlibat dalam sintesis dari LPS, dan kemudian menguji berbagai strain Salmonella yang dimodifikasi untuk melihat bagaimana kinerja mereka pada sel kanker manusia dan tikus yang sebelumnya bertumor. Mereka mengidentifikasi strain mutan tertentu sangat efektif dalam membunuh sel-sel kanker dan membuat tumor menyusut, dan juga tidak menyebabkan penyakit. Namun, strain mutan ini kurang mampu masuk dalam tumor, meskipun menjadi yang paling efektif dalam membunuh sel-sel tumor ketika sampai ke sana.
Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti kemudian menambahkan modifikasi genetik lain. Modifikasi memungkinkan Salmonella yang akan disuntikkan pada tikus tidak akan membahayakan sel-sel sehat, efektif pada tumor, dan setelah memasuki sel-sel kanker, akan berubah menjadi beracun.
Dalam sel normal, Salmonella tumbuh sangat lambat, membagi sekali atau dua kali dalam periode 24 jam. Namun dalam tumor, bakteri ini membagi diri setiap jam. Menurut Dr. Curtiss, terapi ini sangat cocok digunakan bersama dengan kemoterapi dan terapi radiasi, setelah sampai ke percobaan pada manusia.
Sumber: www.tempo.co
Salmonella Hasil Rekayasa Genetika Bisa Jadi Obat Kanker
- Details
- Hits: 502