Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Gen kanker prostat ternyata berada di bawah kendali asam retinoat, suatu bentuk vitamin A. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Jurnal Nucleic Acids Research mengungkapkan bahwa para ilmuwan, yang dipimpin Profesor Norman Maitland dari University of York, telah menemukan hubungan antara vitamin A dan kanker prostat.

Temuan ini menjadi dasar untuk menguji terapi asam retinoat dan kemampuannya untuk memaksa sel induk kanker prostat untuk bermodifikasi menjadi sel yang lebih khusus. Proses ini dikenal sebagai diferensiasi, yang dapat membunuh sel-sel atau meningkatkan kerentanan mereka terhadap kemoterapi.

ATRA (all-trans terapi asam retinoat), telah digunakan dengan sukses pada pasien dengan leukemia promyelocytic akut, yang meningkatkan tingkat ketahanan hidup dari 0 persen sampai 80 persen. Kanker prostat didiagnosis mencapai sekitar 40.000 orang di Inggris setiap tahun, dengan sekitar 10.000 orang meninggal setiap tahunnya, Kamis (6/9).

Maitland ingat bahwa rendahnya kadar vitamin A dalam darah selalu dikaitkan dengan kanker prostat, namun alasannya mengapa belum jelas.

Penelitian ini telah mengungkapkan hubungan biologis antara ekspresi reseptor retinoat dan model kanker prostat. Maitland dan timnya telah menemukan bahwa transglutaminase prostat, salah satu dari kebanyakan gen prostat-spesifik dikendalikan oleh asam retinoat.

"Ketika asam retinoat masuk ke sel kanker prostat, ia mengikat salah satu dari tiga reseptor dalam inti sel. Pengikatan ini kemudian memicu urutan peristiwa molekuler dalam inti yang menghasilkan gen TGP yang diaktifkan atau tidak aktif. Kami telah menunjukkan bahwa situasi yang sama juga berlaku untuk sejumlah gen lainnya. Semua gen ini kemudian memberitahu sel bagaimana berperilaku.. untuk membagi misalnya," ujarnya.

Dalam penelitian sebelumnya, Profesor Maitland telah menyarankan bahwa terapi diferensiasi telah disalahgunakan padapengobatan kanker, tetapi dapat menjadi pengobatan yang efektif jika digunakan dalam dosis kecil.

Sebelumnya, ahli onkologi telah menggunakan asam retinoat pada tingkat beracun. Di masa depan, mereka perlu belajar untuk menggunakan dosis tingkat rendah yang cukup kuat agar dengan mudah mempengaruhi sifat sel. Beberapa sel dapat bereaksi dengan tak terduga. Maitland dan rekan-rekannya akan menyelidiki efek sebelum perawatan ini yang dapat digunakan pada pasien.

Sumber kesehatan.liputan6.com