User Rating: 0 / 5

Star inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactive
 

 

Kanker Mulut penyakit yang kurang populer. Akibatnya, banyak orang tidak menyadari jika dirinya mengidap kanker mulut.

Menyikapi kondisi itu, Barry Wenig, dokter bedah di Michigan State University mempelopori pengembangan tes kanker mulut menggunakan air liur. Cara sederhana dan murah ini bisa mendeteksi secara dini keberadaan kanker mulut.

Sekitar 200 pasien yang memiliki lesion (jaringan tidak normal) putih atau adanya jaringan yang tumbuh di dalam mulut dan daerah amandelnya akan diuji sebagai bagian dari percobaan klinis.

Wenig dan timnya akan mencari biomarker atau tanda-tanda biologis tertentu yang sebelumnya diidentifikasi oleh para peneliti di UCLA. Biomarker inilah yang mengkonfirmasi adanya kanker mulut.

Dengan menciptakan tes dengan air liur yang sederhana dan mampu mengidentifikasi kehadiran biomarker, dokter umum dan dokter gigi bisa mengetahui pasien mana yang memerlukan perawatan dan pasien mana yang bisa menghindari biopsi invasif yang tidak perlu.

"Sebagian besar lesionnya jinak sehingga mayoritas penderita malah mendapatkan biopsi yang sebenernya tidak perlu. Sebaliknya, tes sederhana akan memungkinkan kita untuk mengidentifikasi pasien dengan lesion ganas dan mendorong pasien untuk mendapatkan pengobatan lebih cepat," ungkap Wenig.

Penderita kanker mulut memiliki tingkat kelangsungan hidup yang rendah karena lambatnya deteksi dini. Hanya 60 persen pasien yang hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis. Bahkan diantara para pria kulit hitam, tingkat kelangsungan hidupnya kurang dari 38 persen.

"Tes ini bersifat non-invasif karena pasien hanya perlu meludah dalam sebuah cangkir. Kemudahan tes ini pun akan memperluas kemampuan kita untuk memindai lesion kanker secara efektif," papar Wenig.

Sekarang ini belum ada pemindaian dini untuk mendeteksi sebagian besar kanker yang terjadi di kepala dan leher sehingga tes ini bisa menjadi inovasi yang luar biasa. Selain itu, tes ini berpotensi menghemat biaya perawatan kesehatan karena jumlah biopsinya bisa dikurangi.

 

Sumber: pesatnews.com