User Rating: 0 / 5

Star inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactiveStar inactive
 

 

 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah berupaya untuk memberikan penanganan kesehatan yang lebih murah dan efisien. Salah satunya adalah mengupayakan agar diagnosis kanker bisa dilakukan di setiap puskesmas di Indonesia.

“ Salah satu kendala dalam pengobatan kanker adalah diagnosis dan menentukan faktor risiko,” ungkap Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam acara Peresmian Peralatan Canggih untuk Penentuan Stadium Kanker di RS Dharmais, Jakarta, Rabu (14/3).

Menurut Menkes, Penanganan kanker masih belum optimal. Hampir 70% pasien kanker datang ketika sudah berada pada stadium 3 dan 4. Akibatnya, pengobatan yang bisa dilakukan juga kurang optimal. Selain itu, tidak semua puskesmas memiliki peralatan yang dapat mendiagnosis keberadaan kanker.

Untuk lebih menyederhanakan proses pengobatan dan efisiensi, kementrian kesehatan juga berencana menyusun suatu database yang memuat beberapa jenis kanker dan besaran biaya pengobatannya di tiap-tiap stadium.Kementerian kesehatan juga meminta RS Dharmais untuk mengembangkan pengobatan kanker yang bersumber dari dalam.

Kanker adalah suatu penyakit akibat pertumbuhan sel yang tak terkendali. Untuk mengobatinya, pasien bisa menempuh berbagai macam pengobatan. Saat ini, diketahui ada beberapa cara untuk mengobati kanker, yaitu dengan kemoterapi, radiasi, brakioterapi, dan lain lain.

"Hampir 100% obat-obatan kanker diimpor dari luar negeri. Maka sudah saatnya kita mengupayakan sumber-sumber lokal agar pasokannya tidak tergantung dari luar. Salah satunya adalah mengoptimalkan penggunaan dan penelitian tentang herbal dan obat tradisional," kata Menkes.

Ditegaskan Menkes , bahwa obat tradisional atau jamu yang digunakan hanya yang telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Pada dasarnya kita sangat mendukung obat tradisional apalagi jamu Indonesia, tetapi penggunaannya, dosisnya, dan pemberiannya kita monitor dan kontrol," ujarnya.

Dalam pelaksanaannya RSKanker Dharmais mengajak beberapa industri herbal diantaranya Sido Muncul.

Dalam kesempatan itu, Dalam siarn pernya yang diterima di Jakarta Kamis (15/3), Dirut PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan mendukung pemerintah dalam pemanfaatan herbal untuk pengembangan fasilitas kesehatan, yangs seharusnya dibuat oleh beberapa pemerintah.

Satelit obat tradisional diantaranya dibangun oleh Sido Muncul,Borobudur Dexamedica,Ferro Royal Medica dan Indrogen (

Sumber: rri.co.id